Makalah Karton Lembar Bergelombang


 KARTON LEMBAR BERGELOMBANG


MAKALAH



Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengetahuan Bahan
Dosen : Dr. Bambang Sukarno Putra S.TP, M.Si




Oleh  : Kelompok 3

1.      Safna Marisza                                     1805106010023
2.      Ahlillah                                               1805106010024
3.      Akbar Rizki Maulana                          1805106010026
4.      Nurmardhatillah                                  1805106010027
5.      Cut Ulfariati                                        1805106010030




PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Karton Lembar Bergelombang” dengan tepat waktu. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipun penulis juga menyadari masih banyak kekurangan di dalamnya.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Bambang Sukarno Putra S.TP, M.Si selaku dosen mata kuliah Pengetahuan Bahan  yang telah memberikan tugas dan membantu penulis menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas, menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca secara rinci dan mudah di pahami. Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa menjadi bahan evaluasi serta tolak ukur dalam makalah-makalah lainnya. Terima Kasih.


Banda Aceh, 08 Desember 2019


Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan
BAB II. PEMBAHASAN
         2.1 Sejarah Karton Lembar Bergelombang
2.2 Pengertian Karton Lembar Bergelombang
2.3 Klasifikasi Karton Lembar Bergelombang
2.4 Proses Pembuatan Corrugated Board
2.5 Kemasan Karton Gelombang 
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan  
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan baik fisik, kimia, biologis, maupun mekanis , sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari kertas, plastik, gelas, logam, fiber, hingga bahan-bahan yang di laminasi. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetraptak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar ( active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara, antara lain (Syarief, R. et al 1989):
1.       frekwensi pemakaian yaitu kemasan disposable, kemasan multitrip, dan kemasan semi   disposable
2.       struktur system kemas yaitu kemasan primer, kemasan sekunder, kemasan tersier dan  kuartener
3.       sifat kekakuan bahan kemasan yaitu kemasan fleksibel, kemasan kaku, dan  kemasan semi fleksibel
4.       sifat perlindungan terhadap lingkungan yaitu kemasan hermetis, kemasan tahan cahaya,   kemasan tahan suhu tinggi
5.       Berdasarkan tingkat kesiapan pakai yaitu wadah siap pakai dan wadah siap dirakit atau wadah lipatan.
Sebagai Perusahaan di bidang packaging box , kami sangat dekat dengan industri dan manufacture packaging sehingga kami selalu mengikuti perkembangan packaging corrugated. Pada Postingan kali ini kita akan melihat variasi type dari gelombang yang digunakan pada kertas kardus packaging dalam 1000 tahun, seorang arsitek menemukan bahwa lengkungan dengan kurva yang tepat adalah cara terbaik dan terkuat untuk menjangkau pondasi pada suatu ruangan. Ketika corrugated box mulai diproduksi , hal ini menggunakan  prinsip yang sama seperti yang digunakan pada kertas biasa (Rochlan,F. 1990).
Lengkungan ini, yang umumnya disebut sebagai "Flute", ditempel pada lapisan luar (linerboard) dengan perekat berbasis semacam glukosa yang tahqan terhadap lenturan , benturan , dan tekanan dari segala arah. Flute dideskripsikan sebagai strukture bahan kardus yang berbentuk gelombang yang membentuk banyak gelombang gelombang di kertas kardus. Flute terdiri dari beberapa ukuran, diketahui sebagai profile flute. terdiri dari flute A (flute terbesar) sampai flute F yaitu flute terkecil (Rochlan,F. 1990).

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan karton lembar bergelombang?
2.      Bagaimana sifat-sifat karton lembar bergelombang?
3.      Bagaimana cara pengolahan karton lembar bergelombang ?
4.      Bagaimana sejarah karton lembar bergelombang?

1.3 Tujuan Pembahasan
1.      Menjelaskan apa itu karton lembar bergelombang
2.      Menjelaskan sifat-sifat karton lembar bergelombang
3.      Menjeleskan cara pengolahan karton lembar bergelombang
4.      Mengetahui sejarah dari karton lembar bergelombang

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Penemuan Karton Lembar Bergelombang
Sejarah Corrugated Board (Karton Gelombang) Pada tahun 1874 seorang Amerika bernama Olivier Long berhasil menambahkan liner diatas corrugated paper yang kemudian dikenal dengan nama Single Face. Penemuan single face ini dipatenkan atas nama Oliver Long. Pada tahun yang sama ditemukan Single Face, G. Smyth berhasil menyempurnakan hasil ciptaan Oliver Long yaitu single face yaitu dengan menambahkan 2 lapis liner di kedua permukaan (atas dan bawah) kertas gelombang yang kemudian disebut dengan nama Corrugated Board (Karton Gelombang).
Penemuan Mesin Pembuat Corrugated Board (Karton Gelombang). Pada tahun 1881 untuk pertama kalinya mesin pembuat single face dibuat di Amerika oleh perusahaan Thompson and Norris. Sejarah perkembangan Mesin Corrugated Board (Karton Gelombang) pun berlangsung hingga di daratan Eropa, yaitu tahun 1883 di London (UK), tahun 1886 di Kirchberg (Germany), dan tahun 1888 Exideuil-sur-Vienne (France). Pada 1895 mesin dan peralatan pembuat corrugated board (karton gelombang) mulai memasuki dunia business yang. Mesin pembuat corrugated board continuous dikembangkan oleh Jefferson T. Ferres dengan nama perusahaan Sefton Manufacturing CO.
2.2 Pengertian Karton Lembar Bergelombang
Kertas karton lembar bergelombang merupakan karton yang terdiri atas bagian bergelombang yang kedua sisinya ditutup dengan lembaran karton yang direkatkan, bagian ini disebut liner. Karena konstruksi gelombang tersebut, karton bergelombang single dan double memiliki sifat yang kaku sehingga bisa digunakan untuk keperluan transportasi yang menjadikan karton ini dapat meredam getaran atau tekanan. Karton bergelombang ini biasanya digunakan sebagai kemasan sekunder.
Karton gelombang merupakan kertas semacam kardus di mana satu sisinya berbentuk lipatan menyerupai gelombang. Karton gelombang ini biasa di sebut corrugated. Hasil produksi dari corrugated ini beragam mulai dari single face, single wall, double wall, hingga triple wall. Semuanya merupakan hasil olahan dari mesin corrugated tersebut. Single face mempunyai dua bentuk seperti single face berupa lembaran dan single face roll.
2.3 Klasifikasi Karton Lembar Bergelombang
Berdasarkan jumlah dindingnya (Wall), Gelombang (Corrugated Board) bisa digolongkan menjadi 4 bagian, yakni:
1.      Corrugated Single Face
Corrugated Single Face yaitu lembaran karton gelombang yang terdiri dari satu lembar liner dan satu lapisan gelombang (Fluting). Corrugated Single Face biasanya digunakan sebagai pelindung barang-barang seperti mebel atau hasil industri kayu yang tidak di kemas dalam kemasan kotak agar pada saat proses pengiriman barang dalam kontainer barang tersebut tidak lecet dan sampai ditangan pelanggan dalam kondisi bagus. Selain untuk pengguna tersebut, saat ini telah berkembang suatu jenis kotak karton gelombang yang mengunakan lapisan kertas cetak offset. Box cetak offset menggunakan Single Face yang dilaminating dengan kertas Duplex Coated/ boxboard/ ivory board atau art board.

2.      Corrugated Single Wall
Corrugated Single Wall yaitu lembaran karton gelombang yang terdiri dari satu lembar liner dan satu lapisan gelombang (Fluting). Single wall merupakan lembaran karton yangpaling banyak dipakai untuk pengemas produk yang tidak membutuhkan perlindungan terlalu besar seperti mie instan, air mineral, snack, dll.
3.      Corrugated Double Wall
Corrugated Double Wall yaitu lembaran karton gelombang yang terdiri dari tiga lembar liner dan dua lapisan gelombang (fluting). Double Wall biasanya banyak dipakai sebagai KKG (Kertas Karton Gelombang) untuk barang-barang yang membutuhkan perlindungan besar seperti minyak goreng dalam kemasan plastik ( pouch), margarin, dan barang-barang yang cukup besar seperti televisi, kulkas, dll.

4.      Corrugated Triple Wall
Corrugated Triple Wall yaitu lembaran karton gelombang yang terdiri dari empat lembar liner dan tiga lapisan gelombang. Triple wall tidak banyak digunakan karena selain harganya mahal juga tidak banyak barang yang membutuhkan kemasan sekuat Triple wall. Kalaupun ada biasanya Triple wall dipakai sebagai alat pallet supaya barang yang disimpan tidak rusak.
Pada umumnya tidak ada mesin Corrugator yang mempunyai tiga unit Fluting dalam satu line produksi, oleh karena itu pembuatan Triple wall biasanya dengan menggabungkan dua sheet yaitu single wall dengan double face.

Berikut ini jenis- jenis flute pada karton gelombang, yaitu:
1.  Flute A
            Pada mulanya, flute A digunakan sebagai alat pengemas untuk barang-barang yang terbuat dari gelas. Flute jenis ini mempunyai sifat bantalan (Cushioning) yang sangat baik, dikarenakan ketebalannya mampu untuk meredam daya tekan yang terjadi pada saat kemasan ditumpuk.

2.  Flute B
            Untuk produk yang sudah dikemas dalam kaleng, ataupun produk yang tidak memerlukan bantalan yang terlalu tinggi, seperti halnya countinous form, buku tulis, kertas fotokopi dan lain sebagainya lebih cocok jika menggunakan flute B. Selain sedikit lebih murah, flute jenis ini juga mempunyai ketahanan tekan datar (flat crush) yang lebih tinggi dibandingkan flute A.

3.  Flute C
            Tujuan dari pembuatan flute C ini adalah suatau cara pendekatan untuk memperoleh daya bantalan yang tinggi seperti halnya flute A. Akan tetapi mempunyai daya tekan datar yang cukup yang baik seperti halnya flute B, dan juga sebagai upaya untuk lebih menghemat pemakaian kertas medium.

4.  Flute E
            Tujuan pembuatan flute E adalah sebagai pengganti solid fiber board dengan kekuatan yang relatif sama, akan tetapi lebih ringan dan lebih murah.

2.4 Proses Pembuatan Corrugated Board
Proses pembuatan corrugated paper board atau corrugated sheet dilakukan pada sebuah mesin yang bernama Corrugator, yaitu sebuah mesin yang besar dan panjangnya kira-kira 100 meter. Pada proses pembuatan sheet single wall diperlukan tiga kertas roll besar. Satu untuk dibentuk menjadi corrugating medium dan dua roll lainnya sebagai liner. Lapisan board bagian atas biasanya dinamakan “single face linerboard” dan lapisan bawah biasa disebut “double face linerboard”.

1.   Pembuatan sheet “single wall”
Proses pembuatan corrugated sheet single wall diawali dengan proses melemaskan kertas medium dengan uap (steam) dalam sebuah pre-conditioner kemudian dibentuk menjadi gelombang atau flute dengan cara menekan diantara dua corrugating roll. Setelah ditekan diantara dua corrugating roll tersebut kertas medium berubah bentuknya menjadi flute. Kemudian pada puncak-puncak gelombang diberi lapisan glue yang terbuat dari bahan dasar tapioka. Flute yang sudah diberi glue kemudian ditempelkan pada linerboard yang sebelumnya telah dipanaskan di pre-heater dan di pres dengan pressroll menjadi sebuah “single face”.
Pada seksi berikutnya dari mesin corrugator yang biasanya disebut double backer atau double facer, lapisan linerboard kedua ditambahkan. Lapisan ini sebelumnya juga dipanaskan dengan pre-heater dan glue diberikan pada puncak flute bagian luar yang akan menempel dengan lapisan liner kedua tersebut. Agar single face yang ditempelkan dengan linerboard kedua ini bisa menempel dengan sempurna maka ditambahkan panas pada heating plate. Dari heating plate selanjutnya sheet mengalami proses pendinginan dan berjalan menuju ke unit slitter untuk dibelah menjadi beberapa lajur dan diberi creasing sesuai kebutuhan. Selanjutnya dipotong panjang di unit speed cut sesuai ukuran yang diinginkan. Untuk membuat sheet “double wall” prosesnya sama dengan diatas bedanya hanya memerlukan dua unit single facer.

2. Proses Konverting.
Corrugated sheet yang dihasilkan dari mesin Corrugator selanjutnya dikirim ke bagian konverting untuk diproses lebih lanjut. Proses dibagian konverting terdiri dari :
a.  Pemberian cetakan ( printing )
b.  Pembuatan creasing vertical
c.  Pemotongan slotter dan lidah box
d.  Folding ( melipat )
e.  Penyambungan ( stiching / gluing ).
Setelah menjadi lembaran KKG, proses berikutnya adalah melipat dan menyambung dengan lem (glue) atau dengan stitching. Sampai disini proses pembuatan KKG sudah selesai, tinggal proses ikat (bundling) dengan jumlah pcs/ikat sesuai permintaan pelanggan.          

3. Proses Penunjang.
a. Pembuatan Printing Plate
Proses cetak Carton Box dilakukan dimesin Flexo dengan menggunakan pelat cetak dari bahan yang flexibel yaitu karet atau photopolymer. Dengan kemajuan teknologi saat ini penggunaan rubber plate sudah mulai ditinggalkan dan beralih menggunakan photopolymer. Hal ini karena tuntutan market akan kualitas cetak yang semakin tinggi. Kalau dulu cetakan karton hanya berupa tulisan sekarang sudah berupa gambar atau image yang cukup kompleks. Proses pembuatan pelat photopolymer ada dua macam yaitu Photopolymer Liquid dan Photopolymer padat (plate).
b. Wrapping & Palletizing
Dengan banyaknya kompetitor dalam industri kemasan saat ini, maka tuntutan customer juga semakin meningkat. Ada beberapa customer yang mempersyaratkan proses finishing khusus misalnya minta karton dilapisi lilin (wax), minta dibungkus plastik, minta dikirim dengan pallet bahkan ada yang minta setelah dipallet juga di bungkus dengan stretch film. Terhadap permintaan-permintaan seperti ini kita harus tetap melayani dengan baik jika kita tidak ingin ditinggalkan pelanggan. Untuk memenuhi permintaan-permintaan tersebut maka diperlukan proses pendukung atau proses lanjutan agar barang yang dikirim ke customer bisa diterima dengan baik. Proses lapis lilin (wax) harus dilakukan sebelum karton box di joint atau di lem, hal ini karena proses lapis lilin hanya bisa dilakukan pada saat karton box masih berbentuk lembaran, belum di folding. Untuk permintaan pengiriman menggunakan pallet juga membutuhkan truk khusus yaitu truk wing box yaitu truck yang bisa dibuka bak-nya dari samping kiri / kanan. Hal ini karena pembongkaran muatan dalam keadaan ter-pallet harus diturunkan semua, baik karton box-nya maupun palletnya.

2.5 Kemasan Karton Gelombang 
Kotak Karton Gelombang, untuk selanjutnya akan disingkat dengan KKG, adalah suatu kemasan yang modern. KKG untuk banyak hal dapat menggantikan peti kayu. Kelebihan KKG terhadap peti kayu antara lain (Remawa,2014):
a.       KKG kosong memerlukan ruang penyimpanan yang jauh lebih sedikit.
b.      KKG kosong dapat disimpan relatif lebih lama (jarang membawa kutu/jamur, jadi tidak mudah dimakan kutu/tumbuh jamur; tidak berubah ukuran).
c.       Ukurannya dapat lebih konsisten.
d.      Toleransi ukuran dapat lebih ketat.
e.       Dapat dicetak dengan hasil yang lebih bagus.
f.        Dapat dilapisi dengan warna putih, sehingga hasil cetakannya dapat lebih bagus lagi.
g.      Efisiensi pemakaian bahan lebih baik.
h.      Bahan-bahan sisa mudah untuk didaur ulang.
i.        Konstruksi Lembaran Karton Gelombang Lembaran Karton Gelombang, yang selanjutnya disingkat dengan LKG, adalah bahan untuk pembuatan KKG.

1.      Kraft liner Adalah kertas kasar yang berwarna  coklat kuning ke-abu-abuan, hasil proses   
pembuatan kertas dengan bahan baku batang kayu dari jenis pohon berdaun jarum. Kayu dari jenis pohon ini yang paling sesuai untuk bahan pembuatan kertas karena mempunyai serat-serat selulosa yang relatip panjang-panjang. Kraft liner semula masih di impor dari negara-negara Skandinavia, benua Amerika Utara, dan lain-lain negeri yang mempunyai hutan yang luas dari pohonpohonan yang berdaun jarum. Namun saat ini kraft liner telah diproduksi di Indonesia secara mantab kwalitasnya dan harganya juga bersaing dengan kraft liner import. Bahkan telah beberapa lama para produsen kraft liner memohon kepada pemerintah untuk ditetapkan SII-nya, untuk dapat menjamin kualitasnya. Dan sekarang untuk kraft liner produksi Dalam Negeri telah ada SII-nya. Ukuran kraft liner ditentukan berdasar berat per satuan luas, yang disebut substance biasanya dipakai satuan gsm – gram per square, misal : 125, 150, 200, 250, dsb.
2.      Medium Bahan medium pada dasarnya sama dengan kraft liner, hanya bahan-bahan bakunya lebih tidak memerlukan syarat kemurnian yang tinggi, lagi pula proses pembuatannya lebih sederhana, sehingga lebih murah. Maka pembuatannya di Indonesia sudah lebih dahulu dari pada kraft liner.  Sifat yang paling diutamakan dari medium ialah kekuatannya, supaya dapat menahan gaya tekanan dari luar, namun harus tidak mudah patah, ialah sifat yang penting pada saat pembuatannya, yaitu pada saat dibuat bentuk gelombang. Substance medium hanya ada beberapa saja, dan yang paling umum adalah ukuran 125 gsm. 
3.      Fluting Bentuk medium yang bergelombang tersebut istilahnya adalah fluting. Konstruksi fluting yang penting-penting diantaranya ialah :    Flute A    Flute B    Flute C Jml flute per m 104 – 125  150 – 184  120 – 145 mm.

 Kalau melihat ukuran masing-masing fluting, terasa ada keganjalan, yaitu ukuran flute C berada di antara flute A dan flute B. Memang benar, sebab mula-mula yang diketemukan atau ditentukan adalah flute A dan B, baru kemudian didapati bahwa beda kekuatan dan pemakaian medium antara flute A dan B terlalu besar, kurang ekonomis, maka diciptakan fluting kompromi yang ternyata pemakaiannya cukup banyak, bahkan lebih banyak, dan lebih lanjut bahkan dapat menggantikan sebagian besar flute A dan B (Harbian, 2007). 
               Umumnya flute yang lebih besar  lebih kuat perlindungannya dan kuat terhadap tekanan, sedangkan flute yang lebih kecil lebih mudah di cetak,  dilipat, serta tidak mudah retak. Flute profile dapat di gabung gabungkan , misalnya CE double wall lebih awet dan tahan lama karena C flute mempunyai kekuatan sedangkan E flute memberikan permukaan cetak yang halus.C flute merupakan flute yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, hampir 80% dari total kertas karton box di dunia menggunakan C-flute, akan tetapi secara kualitas cetak E flute masih lebih bagus dibandingkan C flutes, di indonesia F flutes masih belum ada.Sebuah lembar corrugated dapat dibuat dengan ketebalan yang berbeda beda untuk memanipulasi kemudahan dalan pencetakan, kekuatan tekanan dan kekuatan perlindungan.
A-flute = 36 flutes/linear foot           
B-flute = 49 flutes/linear foot            
C-flute = 41 flutes/linear foot
E-flute = 90 flutes/linear foot
F-flute = 128 flutes/linear foot


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Sejarah Corrugated Board (Karton Gelombang) Pada tahun 1874 seorang Amerika bernama Olivier Long berhasil menambahkan liner diatas corrugated paper yang kemudian dikenal dengan nama Single Face. Penemuan single face ini dipatenkan atas nama Oliver Long. Pada tahun yang sama ditemukan Single Face, G. Smyth berhasil menyempurnakan hasil ciptaan Oliver Long yaitu single face yaitu dengan menambahkan 2 lapis liner di kedua permukaan (atas dan bawah) kertas gelombang yang kemudian disebut dengan nama Corrugated Board (Karton Gelombang). Kertas karton lembar bergelombang merupakan karton yang terdiri atas bagian bergelombang yang kedua sisinya ditutup dengan lembaran karton yang direkatkan, bagian ini disebut liner. Karena konstruksi gelombang tersebut, karton bergelombang single dan double memiliki sifat yang kaku sehingga bisa digunakan untuk keperluan transportasi yang menjadikan karton ini dapat meredam getaran atau tekanan. Karton bergelombang ini biasanya digunakan sebagai kemasan sekunder. Proses pembuatan corrugated paper board atau corrugated sheet dilakukan pada sebuah mesin yang bernama Corrugator, yaitu sebuah mesin yang besar dan panjangnya kira-kira 100 meter. Pada proses pembuatan sheet single wall diperlukan tiga kertas roll besar. Satu untuk dibentuk menjadi corrugating medium dan dua roll lainnya sebagai liner. Lapisan board bagian atas biasanya dinamakan “single face linerboard” dan lapisan bawah biasa disebut “double face linerboard”.

3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis meyandari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diahrapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Awee, Teguh. 2015. Ragam Kreasi dari Kardus: Best D.I.Y. of CardBox. Bogor: Teguh Awee).
http://www.asiabaru.com/jenis-jenis-kemasan-kertas/ (Diakses pada hari Minggu, 08 Desember 2019 Jam 20.20 WIB)
https://carajuki.com/karton-box/ (Diakses pada hari Minggu, 08 Desember 2019 Jam 21.25 WIB)
https://packagingkardus.wordpress.com/2015/03/03/proses-pembuatan-corrugated-carton-box/ (Diakses pada hari Senin, 09 Desember 2019 Jam 01.32 WIB)
https://kotak-karton-gelombang.blogspot.com/2009/02/ (Diakses pada hari Minggu, 08 Desember 2019 Jam 20.43 WIB)
Rochlan,F. 1990. Kemasan Karton dalam Industri pangan. Di dalam : S.Fardiaz dan D.Fardiaz (ed),  Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi dalam Menunjang Pengembangan Industri, Distribusi dalam Negeri dan Ekspor Pangan. Jakarta.


VIDEO TERKAIT


Comments

Popular posts from this blog

ALAT PENDETEKSI GAS DAN API PADA BANGUNAN PERTANIAN BERBASIS ARDUINO UNO MENGGUNAKAN FLAME MODULE DAN SENSOR MQ2

ORGANOLEPTIK (SENSORY EVALUATION)