Makalah Karton Lembar Bergelombang
KARTON
LEMBAR BERGELOMBANG
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengetahuan Bahan
Dosen : Dr. Bambang Sukarno Putra S.TP, M.Si
Oleh
: Kelompok 3
1.
Safna Marisza 1805106010023
2.
Ahlillah 1805106010024
3.
Akbar Rizki Maulana 1805106010026
4.
Nurmardhatillah 1805106010027
5.
Cut Ulfariati 1805106010030
PROGRAM STUDI
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Karton Lembar Bergelombang” dengan tepat waktu. Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipun penulis juga menyadari masih
banyak kekurangan di dalamnya.
Penulis juga
tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Bambang Sukarno Putra
S.TP, M.Si selaku dosen mata kuliah Pengetahuan Bahan yang telah memberikan tugas dan membantu
penulis menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas, menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca secara rinci
dan mudah di pahami. Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa menjadi bahan
evaluasi serta tolak ukur dalam makalah-makalah lainnya. Terima Kasih.
Banda Aceh, 08 Desember 2019
Penulis
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3
Tujuan Pembahasan
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Karton Lembar Bergelombang
2.2 Pengertian Karton
Lembar Bergelombang
2.3
Klasifikasi Karton Lembar Bergelombang
2.4
Proses Pembuatan Corrugated Board
2.5
Kemasan Karton Gelombang
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengemasan merupakan suatu usaha
yang bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan
baik fisik, kimia, biologis, maupun mekanis , sehingga dapat sampai ke tangan
konsumen dalam keadaan baik dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan
bervariasi dari kertas, plastik, gelas, logam, fiber, hingga bahan-bahan yang
di laminasi. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol,
kaleng, tetraptak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng
bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar ( active and
intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam
kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. Fungsi paling mendasar dari
kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan,
sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Kemasan dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara, antara lain (Syarief, R. et al 1989):
1. frekwensi pemakaian yaitu kemasan
disposable, kemasan multitrip, dan kemasan semi
disposable
2. struktur system kemas yaitu kemasan
primer, kemasan sekunder, kemasan tersier dan
kuartener
3. sifat kekakuan bahan kemasan yaitu kemasan
fleksibel, kemasan kaku, dan kemasan
semi fleksibel
4. sifat perlindungan terhadap
lingkungan yaitu kemasan hermetis, kemasan tahan cahaya, kemasan tahan suhu tinggi
5. Berdasarkan tingkat kesiapan pakai yaitu
wadah siap pakai dan wadah siap dirakit atau wadah lipatan.
Sebagai Perusahaan di bidang packaging box , kami sangat
dekat dengan industri dan manufacture packaging sehingga kami selalu mengikuti
perkembangan packaging corrugated. Pada Postingan kali ini kita akan melihat
variasi type dari gelombang yang digunakan pada kertas kardus packaging dalam
1000 tahun, seorang arsitek menemukan bahwa lengkungan dengan kurva yang tepat
adalah cara terbaik dan terkuat untuk menjangkau pondasi pada suatu ruangan.
Ketika corrugated box mulai diproduksi , hal ini menggunakan prinsip yang
sama seperti yang digunakan pada kertas biasa (Rochlan,F. 1990).
Lengkungan ini, yang umumnya disebut sebagai
"Flute", ditempel pada lapisan luar (linerboard) dengan perekat
berbasis semacam glukosa yang tahqan terhadap lenturan , benturan , dan tekanan
dari segala arah. Flute dideskripsikan sebagai strukture bahan kardus yang berbentuk
gelombang yang membentuk banyak gelombang gelombang di kertas kardus. Flute
terdiri dari beberapa ukuran, diketahui sebagai profile flute. terdiri dari
flute A (flute terbesar) sampai flute F yaitu flute terkecil (Rochlan,F. 1990).
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan karton lembar bergelombang?
2.
Bagaimana sifat-sifat karton lembar bergelombang?
3.
Bagaimana cara pengolahan karton lembar bergelombang ?
4.
Bagaimana sejarah karton lembar bergelombang?
1.3
Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan
apa itu karton lembar bergelombang
2. Menjelaskan
sifat-sifat karton lembar bergelombang
3. Menjeleskan
cara pengolahan karton lembar bergelombang
4. Mengetahui
sejarah dari karton lembar bergelombang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan Karton Lembar
Bergelombang
Sejarah Corrugated Board (Karton Gelombang) Pada tahun 1874 seorang Amerika bernama
Olivier Long berhasil menambahkan liner diatas corrugated paper yang kemudian dikenal
dengan nama Single Face. Penemuan
single face ini dipatenkan atas nama Oliver Long. Pada tahun yang sama ditemukan Single Face, G. Smyth berhasil
menyempurnakan hasil ciptaan Oliver Long yaitu single face yaitu dengan
menambahkan 2 lapis liner di kedua permukaan (atas dan bawah) kertas gelombang
yang kemudian disebut dengan nama Corrugated Board (Karton Gelombang).
Penemuan Mesin Pembuat Corrugated Board (Karton
Gelombang). Pada
tahun 1881 untuk pertama kalinya mesin pembuat single face dibuat di Amerika
oleh perusahaan Thompson and Norris. Sejarah perkembangan Mesin Corrugated
Board (Karton Gelombang) pun berlangsung hingga di daratan Eropa, yaitu tahun
1883 di London (UK), tahun 1886 di Kirchberg (Germany), dan tahun 1888 Exideuil-sur-Vienne (France). Pada 1895 mesin dan peralatan pembuat corrugated board
(karton gelombang) mulai memasuki dunia business yang. Mesin pembuat corrugated
board continuous dikembangkan oleh Jefferson T. Ferres dengan nama perusahaan Sefton
Manufacturing CO.
2.2
Pengertian Karton Lembar Bergelombang
Kertas karton lembar
bergelombang merupakan karton yang terdiri atas bagian bergelombang yang kedua
sisinya ditutup dengan lembaran karton yang direkatkan, bagian ini disebut
liner. Karena konstruksi gelombang tersebut, karton bergelombang single dan
double memiliki sifat yang kaku sehingga bisa digunakan untuk keperluan
transportasi yang menjadikan karton ini dapat meredam getaran atau tekanan.
Karton bergelombang ini biasanya digunakan sebagai kemasan sekunder.
Karton gelombang merupakan kertas
semacam kardus di mana satu sisinya berbentuk lipatan menyerupai gelombang.
Karton gelombang ini biasa di sebut corrugated. Hasil produksi dari corrugated
ini beragam mulai dari single face, single wall, double wall, hingga triple
wall. Semuanya merupakan hasil olahan dari mesin corrugated tersebut. Single
face mempunyai dua bentuk seperti single face berupa lembaran dan single face
roll.
2.3 Klasifikasi Karton Lembar Bergelombang
Berdasarkan jumlah
dindingnya (Wall), Gelombang (Corrugated Board) bisa digolongkan menjadi 4
bagian, yakni:
1.
Corrugated Single Face
Corrugated Single
Face yaitu lembaran karton gelombang yang
terdiri dari satu lembar liner dan
satu lapisan gelombang (Fluting). Corrugated Single Face biasanya
digunakan sebagai pelindung barang-barang seperti mebel atau hasil industri
kayu yang tidak di kemas dalam kemasan kotak agar pada saat proses pengiriman
barang dalam kontainer barang tersebut tidak lecet dan sampai ditangan
pelanggan dalam kondisi bagus. Selain untuk pengguna tersebut, saat ini telah
berkembang suatu jenis kotak karton gelombang yang mengunakan lapisan kertas
cetak offset. Box cetak offset
menggunakan Single Face yang
dilaminating dengan kertas Duplex Coated/
boxboard/ ivory board atau art board.
2.
Corrugated Single Wall
Corrugated Single Wall yaitu
lembaran karton gelombang yang terdiri dari satu lembar liner dan satu lapisan gelombang (Fluting). Single wall merupakan
lembaran karton yangpaling banyak dipakai untuk pengemas produk yang tidak
membutuhkan perlindungan terlalu besar seperti mie instan, air mineral, snack,
dll.
3.
Corrugated Double Wall
Corrugated Double
Wall yaitu lembaran karton gelombang yang terdiri dari tiga
lembar liner dan dua lapisan
gelombang (fluting). Double Wall biasanya banyak dipakai
sebagai KKG (Kertas Karton Gelombang) untuk barang-barang yang membutuhkan
perlindungan besar seperti minyak goreng dalam kemasan plastik ( pouch),
margarin, dan barang-barang yang cukup besar seperti televisi, kulkas, dll.
4.
Corrugated Triple Wall
Corrugated Triple Wall yaitu
lembaran karton gelombang yang terdiri dari empat lembar liner dan tiga lapisan gelombang. Triple wall tidak banyak digunakan karena selain harganya mahal
juga tidak banyak barang yang membutuhkan kemasan sekuat Triple wall. Kalaupun ada biasanya Triple wall dipakai sebagai alat pallet supaya barang yang disimpan tidak rusak.
Pada umumnya tidak ada
mesin Corrugator yang mempunyai tiga
unit Fluting dalam satu line produksi, oleh karena itu pembuatan
Triple wall biasanya dengan
menggabungkan dua sheet yaitu single wall dengan double face.
Berikut ini jenis- jenis flute pada karton gelombang, yaitu:
1. Flute A
Pada
mulanya, flute A digunakan sebagai alat pengemas untuk barang-barang yang
terbuat dari gelas. Flute jenis ini mempunyai sifat bantalan (Cushioning) yang
sangat baik, dikarenakan ketebalannya mampu untuk meredam daya tekan yang
terjadi pada saat kemasan ditumpuk.
2. Flute B
Untuk produk
yang sudah dikemas dalam kaleng, ataupun produk yang tidak memerlukan bantalan
yang terlalu tinggi, seperti halnya countinous form, buku tulis, kertas
fotokopi dan lain sebagainya lebih cocok jika menggunakan flute B. Selain
sedikit lebih murah, flute jenis ini juga mempunyai ketahanan tekan datar (flat
crush) yang lebih tinggi dibandingkan flute A.
3. Flute C
Tujuan dari
pembuatan flute C ini adalah suatau cara pendekatan untuk memperoleh daya
bantalan yang tinggi seperti halnya flute A. Akan tetapi mempunyai daya tekan
datar yang cukup yang baik seperti halnya flute B, dan juga sebagai upaya untuk
lebih menghemat pemakaian kertas medium.
4. Flute E
Tujuan
pembuatan flute E adalah sebagai pengganti solid fiber board dengan kekuatan
yang relatif sama, akan tetapi lebih ringan dan lebih murah.
2.4 Proses Pembuatan Corrugated Board
Proses pembuatan corrugated paper board
atau corrugated sheet dilakukan pada sebuah mesin yang bernama Corrugator,
yaitu sebuah mesin yang besar dan panjangnya kira-kira 100 meter. Pada proses
pembuatan sheet single wall diperlukan tiga kertas roll besar. Satu untuk
dibentuk menjadi corrugating medium dan dua roll lainnya sebagai liner. Lapisan
board bagian atas biasanya dinamakan “single face linerboard” dan lapisan bawah
biasa disebut “double face linerboard”.
1. Pembuatan sheet “single wall”
Proses pembuatan corrugated sheet single
wall diawali dengan proses melemaskan kertas medium dengan uap (steam) dalam
sebuah pre-conditioner kemudian dibentuk menjadi gelombang atau flute dengan
cara menekan diantara dua corrugating roll. Setelah ditekan diantara dua
corrugating roll tersebut kertas medium berubah bentuknya menjadi flute.
Kemudian pada puncak-puncak gelombang diberi lapisan glue yang terbuat dari
bahan dasar tapioka. Flute yang sudah diberi glue kemudian ditempelkan pada
linerboard yang sebelumnya telah dipanaskan di pre-heater dan di pres dengan
pressroll menjadi sebuah “single face”.
Pada seksi berikutnya dari mesin corrugator
yang biasanya disebut double backer atau double facer, lapisan linerboard kedua
ditambahkan. Lapisan ini sebelumnya juga dipanaskan dengan pre-heater dan glue
diberikan pada puncak flute bagian luar yang akan menempel dengan lapisan liner
kedua tersebut. Agar single face yang ditempelkan dengan linerboard kedua ini
bisa menempel dengan sempurna maka ditambahkan panas pada heating plate. Dari
heating plate selanjutnya sheet mengalami proses pendinginan dan berjalan
menuju ke unit slitter untuk dibelah menjadi beberapa lajur dan diberi creasing
sesuai kebutuhan. Selanjutnya dipotong panjang di unit speed cut sesuai ukuran
yang diinginkan. Untuk membuat sheet “double wall” prosesnya
sama dengan diatas bedanya hanya memerlukan dua unit single facer.
2. Proses Konverting.
Corrugated sheet yang dihasilkan dari
mesin Corrugator selanjutnya dikirim ke bagian konverting untuk diproses lebih
lanjut. Proses dibagian konverting terdiri dari :
a. Pemberian cetakan ( printing )
b. Pembuatan creasing vertical
c. Pemotongan slotter dan lidah box
d. Folding ( melipat )
e. Penyambungan ( stiching / gluing ).
Setelah menjadi lembaran
KKG, proses berikutnya adalah melipat dan menyambung dengan lem (glue) atau
dengan stitching. Sampai disini proses pembuatan KKG sudah selesai, tinggal
proses ikat (bundling) dengan jumlah pcs/ikat sesuai permintaan pelanggan.
3.
Proses Penunjang.
a. Pembuatan Printing Plate
Proses cetak Carton Box dilakukan dimesin Flexo dengan
menggunakan pelat cetak dari bahan yang flexibel yaitu karet atau photopolymer.
Dengan kemajuan teknologi saat ini penggunaan rubber plate sudah mulai
ditinggalkan dan beralih menggunakan photopolymer. Hal ini karena tuntutan
market akan kualitas cetak yang semakin tinggi. Kalau dulu cetakan karton hanya
berupa tulisan sekarang sudah berupa gambar atau image yang cukup kompleks. Proses
pembuatan pelat photopolymer ada dua macam yaitu Photopolymer Liquid dan Photopolymer
padat (plate).
b.
Wrapping & Palletizing
Dengan banyaknya kompetitor dalam industri kemasan saat ini,
maka tuntutan customer juga semakin meningkat. Ada beberapa customer yang
mempersyaratkan proses finishing khusus misalnya minta karton dilapisi lilin
(wax), minta dibungkus plastik, minta dikirim dengan pallet bahkan ada yang
minta setelah dipallet juga di bungkus dengan stretch film. Terhadap
permintaan-permintaan seperti ini kita harus tetap melayani dengan baik jika
kita tidak ingin ditinggalkan pelanggan. Untuk memenuhi permintaan-permintaan
tersebut maka diperlukan proses pendukung atau proses lanjutan agar barang yang
dikirim ke customer bisa diterima dengan baik. Proses lapis lilin (wax) harus
dilakukan sebelum karton box di joint atau di lem, hal ini karena proses lapis
lilin hanya bisa dilakukan pada saat karton box masih berbentuk lembaran, belum
di folding. Untuk permintaan pengiriman menggunakan pallet juga membutuhkan
truk khusus yaitu truk wing box yaitu truck yang bisa dibuka bak-nya dari
samping kiri / kanan. Hal ini karena pembongkaran muatan dalam keadaan
ter-pallet harus diturunkan semua, baik karton box-nya maupun palletnya.
2.5 Kemasan
Karton Gelombang
Kotak
Karton Gelombang, untuk selanjutnya akan disingkat dengan KKG, adalah suatu
kemasan yang modern. KKG untuk banyak hal dapat menggantikan peti kayu.
Kelebihan KKG terhadap peti kayu antara lain (Remawa,2014):
a. KKG
kosong memerlukan ruang penyimpanan yang jauh lebih sedikit.
b. KKG
kosong dapat disimpan relatif lebih lama (jarang membawa kutu/jamur, jadi tidak
mudah dimakan kutu/tumbuh jamur; tidak berubah ukuran).
c. Ukurannya
dapat lebih konsisten.
d. Toleransi
ukuran dapat lebih ketat.
e. Dapat
dicetak dengan hasil yang lebih bagus.
f.
Dapat dilapisi dengan warna putih,
sehingga hasil cetakannya dapat lebih bagus lagi.
g. Efisiensi
pemakaian bahan lebih baik.
h. Bahan-bahan
sisa mudah untuk didaur ulang.
i.
Konstruksi Lembaran Karton Gelombang
Lembaran Karton Gelombang, yang selanjutnya disingkat dengan LKG, adalah bahan
untuk pembuatan KKG.
1. Kraft liner Adalah kertas kasar yang berwarna coklat kuning ke-abu-abuan, hasil proses
1. Kraft liner Adalah kertas kasar yang berwarna coklat kuning ke-abu-abuan, hasil proses
pembuatan
kertas dengan bahan baku batang kayu dari jenis pohon berdaun jarum. Kayu dari
jenis pohon ini yang paling sesuai untuk bahan pembuatan kertas karena mempunyai
serat-serat selulosa yang relatip panjang-panjang. Kraft liner semula masih di
impor dari negara-negara Skandinavia, benua Amerika Utara, dan lain-lain negeri
yang mempunyai hutan yang luas dari pohonpohonan yang berdaun jarum. Namun saat
ini kraft liner telah diproduksi di Indonesia secara mantab kwalitasnya dan
harganya juga bersaing dengan kraft liner import. Bahkan telah beberapa lama
para produsen kraft liner memohon kepada pemerintah untuk ditetapkan SII-nya,
untuk dapat menjamin kualitasnya. Dan sekarang untuk kraft liner produksi Dalam
Negeri telah ada SII-nya. Ukuran kraft liner ditentukan berdasar berat per
satuan luas, yang disebut substance biasanya dipakai satuan gsm – gram per
square, misal : 125, 150, 200, 250, dsb.
2. Medium
Bahan medium pada dasarnya sama dengan kraft liner, hanya bahan-bahan bakunya
lebih tidak memerlukan syarat kemurnian yang tinggi, lagi pula proses
pembuatannya lebih sederhana, sehingga lebih murah. Maka pembuatannya di
Indonesia sudah lebih dahulu dari pada kraft liner. Sifat yang paling diutamakan dari medium
ialah kekuatannya, supaya dapat menahan gaya tekanan dari luar, namun harus
tidak mudah patah, ialah sifat yang penting pada saat pembuatannya, yaitu pada
saat dibuat bentuk gelombang. Substance medium hanya ada beberapa saja, dan
yang paling umum adalah ukuran 125 gsm.
3. Fluting
Bentuk medium yang bergelombang tersebut istilahnya adalah fluting. Konstruksi
fluting yang penting-penting diantaranya ialah : Flute A
Flute B Flute C Jml flute per m
104 – 125 150 – 184 120 – 145 mm.
Kalau melihat ukuran masing-masing fluting,
terasa ada keganjalan, yaitu ukuran flute C berada di antara flute A dan flute
B. Memang benar, sebab mula-mula yang diketemukan atau ditentukan adalah flute
A dan B, baru kemudian didapati bahwa beda kekuatan dan pemakaian medium antara
flute A dan B terlalu besar, kurang ekonomis, maka diciptakan fluting kompromi
yang ternyata pemakaiannya cukup banyak, bahkan lebih banyak, dan lebih
lanjut bahkan dapat menggantikan sebagian besar flute A dan B (Harbian,
2007).
Umumnya flute yang lebih besar lebih kuat perlindungannya dan kuat
terhadap tekanan, sedangkan flute yang lebih kecil lebih mudah di cetak,
dilipat, serta tidak mudah retak. Flute profile dapat di gabung gabungkan ,
misalnya CE double wall lebih awet dan tahan lama karena C flute mempunyai
kekuatan sedangkan E flute memberikan permukaan cetak yang halus.C flute
merupakan flute yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, hampir 80% dari
total kertas karton box di dunia menggunakan C-flute, akan tetapi secara
kualitas cetak E flute masih lebih bagus dibandingkan C flutes, di indonesia F
flutes masih belum ada.Sebuah lembar corrugated dapat dibuat dengan ketebalan
yang berbeda beda untuk memanipulasi kemudahan dalan pencetakan, kekuatan tekanan
dan kekuatan perlindungan.
A-flute
= 36 flutes/linear foot
B-flute
= 49 flutes/linear foot
C-flute
= 41 flutes/linear foot
E-flute
= 90 flutes/linear foot
F-flute
= 128 flutes/linear foot
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Sejarah
Corrugated Board (Karton Gelombang) Pada tahun 1874 seorang Amerika bernama Olivier Long
berhasil menambahkan liner diatas corrugated paper yang kemudian dikenal dengan
nama Single Face. Penemuan
single face ini dipatenkan atas nama Oliver Long. Pada tahun yang sama ditemukan Single Face, G. Smyth berhasil
menyempurnakan hasil ciptaan Oliver Long yaitu single face yaitu dengan
menambahkan 2 lapis liner di kedua permukaan (atas dan bawah) kertas gelombang
yang kemudian disebut dengan nama Corrugated Board (Karton Gelombang). Kertas karton lembar bergelombang merupakan karton
yang terdiri atas bagian bergelombang yang kedua sisinya ditutup dengan
lembaran karton yang direkatkan, bagian ini disebut liner. Karena konstruksi
gelombang tersebut, karton bergelombang single dan double memiliki sifat yang
kaku sehingga bisa digunakan untuk keperluan transportasi yang menjadikan
karton ini dapat meredam getaran atau tekanan. Karton bergelombang ini biasanya
digunakan sebagai kemasan sekunder. Proses pembuatan corrugated paper
board atau corrugated sheet dilakukan pada sebuah mesin yang bernama
Corrugator, yaitu sebuah mesin yang besar dan panjangnya kira-kira 100 meter.
Pada proses pembuatan sheet single wall diperlukan tiga kertas roll besar. Satu
untuk dibentuk menjadi corrugating medium dan dua roll lainnya sebagai liner.
Lapisan board bagian atas biasanya dinamakan “single face linerboard” dan
lapisan bawah biasa disebut “double face linerboard”.
3.2 Saran
Demikianlah pokok
bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan kami makalah ini
dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, Penulis meyandari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diahrapkan agar makalah ini
dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Awee,
Teguh. 2015. Ragam Kreasi dari Kardus: Best D.I.Y. of
CardBox. Bogor: Teguh Awee).
http://www.asiabaru.com/jenis-jenis-kemasan-kertas/
(Diakses pada hari Minggu, 08 Desember 2019 Jam 20.20 WIB)
https://carajuki.com/karton-box/
(Diakses pada hari Minggu, 08 Desember 2019 Jam 21.25 WIB)
https://packagingkardus.wordpress.com/2015/03/03/proses-pembuatan-corrugated-carton-box/
(Diakses pada hari Senin, 09 Desember 2019 Jam 01.32 WIB)
https://kotak-karton-gelombang.blogspot.com/2009/02/
(Diakses pada hari Minggu, 08 Desember 2019 Jam 20.43 WIB)
Rochlan,F. 1990. Kemasan Karton dalam Industri pangan. Di
dalam : S.Fardiaz dan D.Fardiaz (ed),
Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi dalam Menunjang Pengembangan
Industri, Distribusi dalam Negeri dan Ekspor Pangan. Jakarta.
VIDEO TERKAIT
VIDEO TERKAIT
Comments
Post a Comment