Makalah Pengetahuan Bahan Teknik
KERAMIK
DAN PEMANFAATANNYA
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengetahuan Bahan
Dosen : Dr. Bambang Sukarno Putra S.TP, M.Si
Oleh
: Kelompok 3
1.
Safna Marisza 1805106010023
2.
Ahlillah 1805106010024
3.
Akbar Rizki Maulana 1805106010026
4.
Nurmardhatillah 1805106010027
5.
Cut Ulfariati 1805106010030
PROGRAM STUDI
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Keramik dan
Pemanfaatannya” dengan tepat waktu. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik, meskipun penulis juga menyadari masih banyak
kekurangan di dalamnya.
Penulis juga
tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Bambang Sukarno Putra
S.TP, M.Si selaku dosen mata kuliah Pengetahuan Bahan yang telah memberikan
tugas dan membantu penulis menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas, menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca secara rinci dan mudah di pahami. Semoga makalah ini bermanfaat dan
bisa menjadi bahan evaluasi serta tolak ukur dalam makalah-makalah lainnya.
Terima Kasih.
Banda Aceh, 01 Desember 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3
Tujuan Pembahasan
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Keramik
2.2 Pengertian Keramik
2.3 Jenis-Jenis Bahan Keramik
2.4 Karakteristik Struktur Keramik
2.5 Sifat-Sifat Mekanik
2.6 Teknik dan Proses Pembuatan Keramik
2.7 Jenis-Jenis Cacat Pada Pembuatan Keramik
2.8 Kegunaan Keramik Dalam Berbagai Bidang
2.9 Industri Keramik Di Masa Depan
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keramik merupakan produk
kerajinan tertua yang tercatat dalam peradaban dan kebudayaan manusia. Menurut
sejarah, keramik sudah dikenal oleh orang-orang Afrika Timur sejak 2.6 juta
tahun yang lalu. Tetapi perkembangan keramik menyebar di hampir sebagian
wilayah dunia, baru terjadi pada jaman Neolitik atau 15 ribu sampai 10 ribu
tahun yang lalu (Smith, 1996). Keramik, selama ribuan tahun terus berkembang
menjadi material yang sangat penting hingga masa sekarang ini. Hampir di setiap
produk teknologi ditemukan material keramik, seperti bagian-bagian pesawat
ruang angkasa, piranti-piranti komputer, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Hal ini disebabkan karena keramik mempunyai sifatsifat yang khas yang tidak
dimiliki oleh bahan lain.
Pembuatan keramik pada
zaman dahulu hanya dilakukan dengan membakar satu bahan saja, yaitu dengan
lempung. Seni dan industri keramik telah berlangsung sejak ribuan tahun yang
lalu, proses pembuatan keramik pada zaman dahulu dengan cara dibakar
menggunakan bahan dan peralatan sederhana. Bahan yang dipakai adalah feldspar,
tanah liat dan lempeng. Hal ini disebabkan karena pengetahuan tentang keramik
belum memadai. Seiring dengan
perkembangan ilmu bahan maka proses pembuatan keramik dari tahun ke tahun
mengalami kemajuan. Keramik pada awalnya diproduksi secara tradisional dari
mineral alam, namun sekarang kegunaan keramik bermacam-macam fungsinya, dulu
hanya digunakan sebagai barang pecah belah, gerabah. Sekarang telah menjadi
industri yang cukup besar dengan aplikasi kegunaan seperti keramik porselin
salah satu bahan isolator listrik, peralat pabrik dan lain sebagainya. Keramik merupakan
paduan logam yang terikat secara ionik dan kovalen. Untuk mendapatkan
sifat-sifat keramik biasanya diperoleh dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ada
dua pembagian keramik, yaitu:
1. Keramik tradisional
Keramik tradisional biasanya dibuat dari tanah liat.
Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.
2. Keramik modern
Keramik modern mempunyai ruang lingkup
lebih luas dari keramik tradisional pada kehidupan manusia. Contoh: pemakaian
pada bidang elektronik, komputer, komunikasi, aerospace dan lain-lain .
Material keramik yang
berbasis senyawa oksida seperti : Al2O3, ZrO2, MgO, TiO2 memiliki keunggulan
antara lain titik leburnya tinggi, keras, bersifat refraktori (tahan suhu
tinggi), kuat dan bersifat isolator. Aluminium oksida (alumina) adalah senyawa
kimia dari aluminium dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3. Material ini
meleleh pada suhu 2050℃ dan mempertahankan kekuatannya bahkan pada suhu
1500℃ sampai 1700℃. Alumina mempunyai
ketahanan listrik yang tinggi dan tahan terhadap kejutan termal dan korosi.
Alumina sering digunakan dalam berbagai aplikasi karena mempunyai sifat fisika
dan kimia yang tinggi seperti kekuatan yang sangat tinggi, sangat keras,
isolasi elektrik yang baik, ketahanan panas yang tinggi, temperatur lembur yang
tinggi, ketahanan abrasi dan korosi yang tinggi. Bahkan dalam beberapa tahun
terakhir permintaan alumina dengan kemurnian yang tinggi berkembang pesat
diberbagai sektor seiring dengan meningkatnya pertumbuhan mobil, semikonduktor,
komputer dan sektor lain.(Shinji fujiwara, 2007)
Kalsium silikat atau
disebut wollastonite merupakan salah satu bahan keramik yang banyak
digunakan untuk aplikasi terknologi industri. Kalsium silikat terdiri dari
kalsium oksida (CaO) dan silikon dioksida (SiO2) dengan rumus kimia CaSiO3. Kalsium
silikat banyak tersedia di alam, tetapi kalsium silikat ini tidak murni,
biasanya terdapat campuran seperti besi, magnesium, mangan, sodium, aluminium,
dan potassium yang bisa mengganggu produksi kalsium silikat untuk aplikasi
produk (Anggono, 2008).
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan keramik ?
2.
Bagaimana sifat-sifat keramik ?
3.
Bagaimana cara pengolahan keramik ?
4.
Apa saja Jenis-Jenis
Cacat Pada Pembuatan Keramik ?
5.
Bagaimana
Perkembangan Industri Keramik Di Masa Depan ?
1.3
Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan
apa itu keramik
2. Menjelaskan
sifat-sifat keramik
3. Menjeleskan
cara pengolahan keramik
4. Mengetahui
jenis-jenis cacat pada pembuatan keramik
5. Mengetahui
perkembangan indsutri keramik di masa depan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Keramik
Secara
harafiah, kata keramik berasal dari bahasa Yunani yaitu keramos yang
berarti tembikar (pottery) atau peralatan yang terbuat dari tanah liat
melalui proses pembakaran . Berdasarkan aplikasinya keramik dibagi menjadi 2
yaitu keramik tradisional dan keramik maju (teknik). Keramik tradisional yaitu
keramik yang terbuat dari bahan alam antara lain kuarsa, tanah liat, dan kaolin
seperti barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (ubin,
batubata), dan industri (gerabah, genteng, marmer, granit, dan porselin)
sedangkan keramik maju adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida
logam, seperti Alumina (Al2O3), Zirconia (ZrO2), dan Magnesium oksida (MgO) .
Perbedaan keramik tradisional dan keramik maju dapat dilihat pada Gambar 1.
(a) (b)
Gambar 1. a. keramik tradisional, b.
keramik maju
Gambar 1
diatas menunjukan perbedaan antara keramik tradisional dengan keramik maju
dilihat dari bahan dasar yang digunakan, teknik pembuatan, temperatur
pemanasannya dan sifat bahan yang dihasilkan. Untuk keramik tradisional bahan
dasar yang digunakan terbuat dari tanah liat. Dalam pembuatan keramik
tradisional ada tiga teknik pembuatan yang sering digunakan (a) teknik
pilin (coil);
(b) teknik putar (throwing); dan (c) teknik cetak (casting).
Sedangkan pembuatan keramik maju seperti silika ( SiO2 ), alumina ( ) 2
3 Al O digunakan teknik peleburan logam (Pearson, 2008), yang banyak
digunakan untuk industry maupun penelitian. Berdasarkan sifat mekanik, keramik
maju merupakan keramik yang sangat keras, rapuh, kaku dan tahan terhadap
korosi, sehingga dapat digunakan sebagai ubin, bata, gelas dan sanitari. Selain
itu, berdasarkan karakteristik optik, keramik maju termasuk bahan refraktori
yang mempunyai nilai densitas berkisar 2,1-3,3 gr/cm3sehingga dapat digunakan
sebagai kaca jendela, gelas optik dan peralatan gelas.
2.2 Pengertian Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari
tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Definisi pengertian keramik
terbaru mencakup suatu bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
Keramik merupakan senyawayang tersusun atas unsur antara sifat logam dan
non-logam. Kebanyakan merupakan senyawa dalam bentuk oksida, nitrida, dan
karbida. Beberapa diantaranya adalah alumina (Al203),
silika (Si02), silikon karbida (SiC), silikon nitrida (Si3N4),
dan bahan yang sering disebut sebagai keramik secara tradisional yaitu mineral
lempung (porselen), semen, dan kaca/gelas.
Senyawa keramik lebih
stabil dalam lingkungan termal dan kimia daripada elemennya. Bahan baku keramik
yang umum dipakai adalah felspar, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air.
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan
mineral bawaannya. Oleh sebab itu, sifat keramik juga tergantung pada
lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Struktur keramik sangat rumit dengan
sedikit elektron-elektron bebas. Kurangnya beberapa eleltron bebas dari keramik
membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi
konduktor panas yang buruk. Selain itu, keramik mempunyai sifat rapuh, keras,
dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding
kekuatan tariknya.
2.3 Jenis-Jenis Bahan
Keramik
1.
Tanah Liat ( clay atau argiles atau lempung)
Tanah
liat (lempung) sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah
satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya
yang mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau
80% dari kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat.
Tanah
liat banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Tanah liat
memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah mempunyai sifat
plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras, sedangkan bila
dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat memanfaatkan
tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan gerabah.
2. Kaolin (Al2O3 2SiO2 2H2O).
Kaolin
adalah jenis lempung yang mengandung mineral kaolinit dan terbentuk melalui
proses pelapukan. Kaolin merupakan jenis tanah liat primer digunakan sebagai
bahan utama dalam pembuatan keramik putih, dan mengandung mineral kaolinit (Al2Si2O5(OH)4)
sebagai bagian yang terbesar, sehingga kaolin biasanya disebut sebagai lempung
putih. Kaolin adalah bahan keramik yang harus dicampur dengan bahan lainnya,
misalnya ball clay. Hal ini dilakukan untuk menambah keplastisan dan mengurangi
ketahanan api karena bahan ini bersifat kurang plastis dan sangat tahan api.
Titik lelehnya lebih kurang 1800°C. Kaolin digunakan untuk membuat gerabah dan
porselin.
Kaolin
disebut juga china clay, termasuk jenis tanah liat primer (residu) yang
berfungsi sebagai komponen utama dalam membuat campuran porselin, dan digunakan
dalam keramik stoneware dan earthenware putih. Kaolin berfungsi untuk pengikat
dan penambah kekuatan badan keramik pada suhu tinggi, porselin, barang-barang
tahan api (refractory), juga digunakan sebagai bahan pengeras dalam pembuatan
glasir. Sifat-sifat Kaolin (china clay): berbutir kasar, tidak plastis, relatif
murni, warnanya putih, titik leburnya tinggi yaitu ±18000C.
3. Kuarsa (SiO2)
Kuarsa
adalah salah satu komponen utama dalam pembentukan keramik dan banyak terdapat
di permukaan bumi (sekitar 60%). Kuarsa memiliki keplastisan rendah dan titik
lebur tinggi sekitar 1728°C, tetapi hasil pembakarannya kuat dan keras. Bahan
baku kuarsa dapat diperoleh dari batuan atau pasir kuarsa dengan kandungan
silica tinggi. Kuarsa berfungsi untuk mengurangi susut kering, jadi mengurangi ada retakan dalam
pengeringan dan mengurangi susut waktu dibakar sehingga tetap kualitas tetap
baik.
4. Feldsfar
Feldsfat
adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang ditumbuk. Bila
keramik dibakar, feldspat akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas
yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada
saat membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldsfar tidak
larut dalam air, mengandung alumina, silica dan flux yang digunakan untuk
membuat glasir suhu tinggi, tetapi agar lebih memuaskan harus dicampur dengan
kaolin. Bahan ini banyak dipakai dalam keramik halus, gelas dan email.
2.4 Karakteristik Struktur
Keramik
Keramik adalah salah satu
jenis material yang dikenal dalam ilmu material teknik. Keramik merupakan
molekul non organik karena banyak disusun oleh unsur-unsur non-karbon seperti silikon,
oksigen, dan aluminium (SiO2, AlSi3O8), berwujud padatan di suhu ruang,
bersifat metaloid yang disebabkan oleh keberadaan silikon, dan banyak dibentuk
melalui ikatan ionik dan kovalen. Hal ini disebabkan oleh sifat unsur silikon
yang merupakan unsur metaloid, sehingga dapat berekasi sebagai donor atau
akseptor elektron terhadap unsur lain, maupun dalam penggunaan elektron bersama
dengan unsur non-logam lainnya. Keramik dapat ditemui dalam kehidupan
sehari-hari dalam produk ubin lantai, guci, vas bunga, mortar (alas penghancur
pil obat), dan sebagainya.
Struktur kristal keramik (terdiri
dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau minimal terdiri dari 2 jenis unsur)
merupakan salah satu yang paling kompleks dari semua struktur bahan. Ikatan
antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen (berbagi elektron, sehingga ikatan
ini kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion bermuatan, sehingga ikatan ini
kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat
seperti kekerasan dan ketahanan panas dan listrik secara signifikan lebih
tinggi keramik dari pada logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal
ataudalam bentuk polikristalin. Ukuran butir mempunyai pengaruh besar terhadap
kekuatan dan sifat-sifat keramik; ukuran butir yang halus (sehingga dikatakan
keramik halus), semakin tinggi kekuatan dan ketangguhannya. Kebanyakan bahan
pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatanantara. Sebagai
missal, bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-O dapat dikatakan
masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah bahwa pada
ReO3,V2O3 dan TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan sifat
liat ataudapat di deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif
dapat disamakan dengan logam biasa. Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam
atom berperan dan ikatannya merupakan ikatan campuran dalam banyak hal.
Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila mengingat bahwa Kristal
tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi, dimana satuan kecil dari
kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh adalah silikat yang
merupakan bahan baku penting bagi keramik.
2.5 Sifat-Sifat Mekanik
Secara umum kramik merupakan paduan
antara logam dan non logam , senyawa paduan tersebut memiliki ikatan ionik dan
ikatan kovalen . untuk lebih jelasnya mengenai sifat-sifat kramik berikut ini
akan dijelaskan lebih detail.
a. Mekanik
Keramik merupakan material yang kuat,
keras dan juga tahan korosi. Selain itu keramik memiliki kerapatan Sifat yang
rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi. Keterbatasan utama keramik adalah
kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi
plastik yang sedikit. Di dalam keramik, karena kombinasi dari ikatan ion dan
kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser.
Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi
keretakan yang cepat.Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran
(trans granular) dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya.
Permukaan tempat putusyang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh
butiran atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang
kristal yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar terjadi.
Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti
bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya.
Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan
b. Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah
kapasitas panas, koefisien ekspansitermal, dan konduktivitas termal. Kapasitas
panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan.
Panas yang diserap disimpan olehpadatan antara lain dalam bentuk vibrasi
(getaran) atom/ion penyusun padatantersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang
kuat dan atom-atom yang ringan. Jadigetaran-getaran atom-atomnya akan
berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak
akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak padakisi kristalnya. Sebagian besar
keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada temperatur yang
tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat bertahan dibawah
tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar dan tiba-tiba dapat
melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur
tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah.
c. Sifat
elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat
bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai solator. Beberapa isolator
keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi dan digunakan ebagai kapasitor.
Keramik lain menghantarkan
elektron bila energi
ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun
1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi
ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu
kritisnya memiliki hambatan
= 0. Akhirnya, keramik
yang disebut sebagai piezoelektrik dapat
menghasilkan respons listrik
akibat tekanan mekanik
atau sebaliknya.
Elektron valensi dalam keramik tidak
berada di pita konduksi,sehingga sebagian besar keramik adalah isolator. Namun,
konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi
termal juga akanmempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam
keramik, konduktivitasmeningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat
ini merupakan bagian bahan “canggih” yang sering digunakan sebagai sensor.
Dalambahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan
menginduksipolarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut
mengubah tekananmekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik digunakan
untuk tranduser,yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya. Dalam bahan
keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat
diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyakaplikasi
komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala
besar.Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan bakar.
d. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek
cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, ataudipantulkan. Bahan bervariasi
dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, danbiasanya dideskripsikan
sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti
gelas,mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelasterfrosted, disebut
bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.Dua mekanisme
penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalahpolarisasi
elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi
adalahdistorsi awan elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai
akibat polarisasi,sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi elastik
(fonon), dan selanjutnya panas.
e. Sifat kimia
Salah
satu sifat khas
dari keramik adalah
kestabilan kimia. Sifat
kimia dari permukaan keramik
dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb,
mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau
oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500 C, permukaannya menjadi bersifat
asam atau bersifat basa. Alumina g , zeolit, lempung asam atau S 2O 2 – TiO 2
demikian juga berbagai oksida biner dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan
aksi katalitik dari titik bersifat asam dan basa pada permukaan
f. Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan
dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan material lain seperti logam ringan
dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang kecil.
Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik
yang keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras
adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal
kubusnya. Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk memotong,
menggiling, menghaluskan dan menghaluskan material-material keras lain.
2.6
Teknik dan Proses Pembuatan Keramik
Adapun teknik-teknik dalam proses
pembuatan keramik adalah:
1. Teknik coil (lilit pilin), merupakan
teknik pembuatan keramik dengan cara membuatan pilinan kecil seperti cacing.
2. Teknik tatap batu/pijat jari
(pinch), merupakan cara pembuatan keramik dengan membuatan keramik dengan
membuatan bulatan tanah liat yang dipijit dari tengah.
3. Teknik slab (lempengan), cara
pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari
merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat
bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini
sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik.
4. Teknik putar, teknik pembentukan
dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat,
silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering
dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik
tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar
kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan
bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci dll.
5. Teknik cetak, teknik pembentukan
dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu
relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang
biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat,
cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada
pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga
piring, cangkir, mangkok gelas dll.
Adapun
beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk
keramik, yaitu:
1. Pengolahan
bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku
dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang
telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun
kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada
proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran
butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar
air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau
penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material
dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran
mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 – 100 mesh.
Pencampuran
dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam.
Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger
maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada
proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses
lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung
sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan
diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian.
Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan
membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan
keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar
didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
a. Pembetukan tangan langsung
Dalam
membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan
teknik lempeng (slabbing).
b. Pembentukan dengan teknik putar
Secara
singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan). Benda
yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar
silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang
digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual
mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
c. Pembentukan dengan teknik cetak
Dalam
keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan;
tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak
dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik
cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan
pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat
slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau
pembentukan langsung,
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap
selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah
untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Proses yang
terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara
tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang
mengakibatkan penyusutan mendadak. Untuk
menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik
diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan
dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran
merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang
rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam
sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi
hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral
yang terlibat. Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa
reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat
(weight loss).
5. Pembakaran
biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting
karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik.
Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang
telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup
membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik
berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan
diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
6. Pengglasiran
Pengglasiran
merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda
keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau
dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara
dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan
penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah
keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai
keinginan.
2.7 Jenis-Jenis Cacat Pada Permukaan Keramik
1.
Cacat pada pinggiran dan sudut
Kerusakan
ini terjadi apabila keramik terjadi benturan dengan benda keras sehingga
menyebabkan sudut tidak terbentuk siku dengan baik dan bias pula menghasilkan
gompel pada pinggiran keramik.
2.
Retak
Kerusakan
ini terjadi apabila pembakaran kera mik tidak sempurna ataupun kesalahan pada
pencampuran bahan pembuatan keramik sehingga menyebabkan keretakan pada
permukaan keramik.
3.
Goresan
Kerusakan
ini terjadi apabila keramik tergesek dengan permukaan yang tidak halus.
4.
Lubang
Kerusakan
ini terjadi apabila pembakaran keramik tidak sempurna ataupun kesalahan pada
pencampuran bahan pembuatan keramik sehingga menyebabkan keretakan pada permukaan
keramik.
5.
Benjolan
Kerusakan ini
terjadi karena pembakaran yang tidak baik sehingga terdapat udara pada keramik.
2.8 Kegunaan Keramik Dalam Berbagai
Bidang
Keramik banyak digunakan dalam aktivitas sehari-hari oleh manusia.
Keramik dibentuk dari pasir dan tanah liat seperti batubata, gerabah dan benda
seni lainnya. Sekarang ini struktur keramik lebih baik dari yang tradisional
yaitu dibuat semurni mungkin yang tahan terhadap temperatur tinggi dan
mempunyai struktur yang tangguh. Dibidang sains dan teknologi, keramik
sangatlah penting seperti di bidang komunikasi material ini digunakan sebagai
filter dan resonator, di bidang komunikasi tanpa kabel, kamera focus automatis,
dan system koreksi visi pada teleskop Hubble. Dibidang kesehatan keramik digunakan
untuk perbaikan rekonstruksi dan penggantian bagian tulang dan gigi serta
bagian lembut (tissue) dari tubuh, yang sekarang ini sangatlah mungkin
dikembangkan menjadi bio-keramik. Bio keramik telah banyak digunakan untuk
memperbaiki kualitas hidup orang banyak. Material ini didisain secara khusus
seperti polycrystalline alumina atau hydroxyapatite atau partial stabilized
zirconia, gelas keramik (bio-active glass) dan polyethylene-hydroxyapatite
composite yang sangat baik digunakan untuk perbaikan, rekontruksi dan
penggantian bagian tubuh yang rusak, seperti tulang. Sebagai contoh alumina
telah digunakan selama lebih dari 20 tahun pada operasi persendian tulang (hip)
karena bahan ini mempunyai koefisien gesek yang rendah (low coefficient of
friction) dan mempunyai gaya geser yang minimum
Sekarang ini juga dari banyak
kecelakaan di lalu lintas banyak mengakibatkan seseorang mengalami patah tulang
atau lebih tragis lagi harus kehilangan anggota tubuhnya seperti kaki, tangan
dan jari jemarinya. Atau juga seseorang yang mengalami kanker tulang dan
diharuskan tulang itu diangkat maka untuk itu haruslah digantikan atau
diperbaiki bentuknya agar tidak menimbulkan cacat yang membuat orang tersebut
menjadi minder. Untuk itu dengan kemajuan ilmu, dibidang material maka semua
itu dapat diatasi dengan menggantinya dengan keramik sebagai bahan alternatif
pengganti baja tahan karat (stainless steel).
Berikut
beberapa contoh aplikasi produk keramik:
·
Produk tanah liat, seperti batu bata, pipa tanah liat, ubin,
genteng, dll.
·
Keramik tahan panas, keramik ini memiliki ketahanan pada suhu yang
tinggi dan digunakan sebagai cetakan pengecoran logam, tungku perapian, dapur
peleburan, dll
·
Semen, sebagai bahan baku pembuatan beton untuk jalan maupun
konstruksi.
·
Perabot berwarna putih seperti china, porselin, vas, pottery,
stoneware, dll.
·
Kaca, sebagai bahan pembuatan kacamata, gelas, botol, jendela,
bolam lampu, dll.
·
Abrasif seperti aluminium oxide, silicon carbide, dll.
·
Bahan bakar nuklir.
·
Bio keramik sebagai bahan baku pembuatan tulang dan gigi palsu.
·
Glass fiber untuk penguat plastik atau fiberglass, saluran
komunikasi optik fiber, dll.
·
Isolator keramik yang digunakan pada komponen transmisi listrik.
·
Keramik magnetis, seperti pada memori komputer.
·
Material alat potong, tungsten carbide, cubic
boron nitride, aluminium oxide, dll.
2.9
Industri Keramik Di Masa Depan
Dalam bidang keramik Modern potensi dan
peluang-peluang industri sangat luas sekali, bidang ini juga sangat terbuka
luas untuk dipelajari. Pengembangan pembangunan dalam bidang keramik ini antara
lain:
1. Keramik
struktur/teknik
·
Untuk pemrosesan temperatur tinggi, sel
bahan bakar, penukar kalor
·
Gigi palsu
·
Konkrit berqualiti tinggi
·
Mesin yang effisien
·
Lapisan penahan keausan (wear resistance
coating)
2. Komposit
·
Turbin angin, struktur ringan (kipas
helicopter)
·
Bahan pembangunan bersekat
·
Kenderaan tentera berstruktur ringan
·
Kapal udara dan mobil-mobil ringan
3. Keramik
bio (bioceramic)
·
Penyambung tulang (hip joint)
·
Gigi palsu
·
Sensor bio elektronik
4. Bahan
elektronik
·
Konversi photo voltan
·
Sensor bahan berbahaya/beracun
·
IC,Substrat, kapasitor
·
Sistem jalan raya “Intelligent”
5. Bahan
magnetic
·
Magnet kekuatan tinggi
·
Magnetic resonance imaging
·
Hard disc magnetic storage
·
Kenderaan listriK
6. Bahan
super konduktor
·
Penyimpan dan pemancar power
·
Diagnostic imaging of human body
·
Super computer
7. Bahan
optik/photonik
·
Sensor/kontrol pergantian power
·
Bio sensor
·
System laser
·
Sensor traffic
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa secara harafiah, kata keramik
berasal dari bahasa Yunani yaitu keramos yang berarti tembikar (pottery)
atau peralatan yang terbuat dari tanah liat melalui proses pembakaran .
Berdasarkan aplikasinya keramik dibagi menjadi 2 yaitu keramik tradisional dan
keramik maju (teknik). Keramik pada awalnya berasal dari
bahasa Yunani keramikos yang artinya
suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Definisi
pengertian keramik terbaru mencakup suatu bahan bukan logam dan anorganik yang
berbentuk padat. Keramik merupakan senyawayang tersusun atas unsur antara sifat
logam dan non-logam. Struktur kristal keramik (terdiri dari
berbagai ukuran atom yang berbeda atau minimal terdiri dari 2 jenis unsur)
merupakan salah satu yang paling kompleks dari semua struktur bahan. Ikatan
antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen (berbagi elektron, sehingga ikatan
ini kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion bermuatan, sehingga ikatan ini
kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada ikatan logam. Dibidang
sains dan teknologi, keramik sangatlah penting seperti di bidang komunikasi
material ini digunakan sebagai filter dan resonator, di bidang komunikasi tanpa
kabel, kamera focus automatis, dan system koreksi visi pada teleskop Hubble. Dibidang
kesehatan keramik digunakan untuk perbaikan rekonstruksi dan penggantian bagian
tulang dan gigi serta bagian lembut (tissue) dari tubuh, yang sekarang ini
sangatlah mungkin dikembangkan menjadi bio-keramik. Bio keramik telah banyak
digunakan untuk memperbaiki kualitas hidup orang banyak.
3.2 Saran
Demikianlah pokok
bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan kami makalah ini
dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, Penulis meyandari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diahrapkan agar makalah ini
dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Anggono, Juliana. 2008. Penyusutan dan Densifikasi
Keramik Alumina: Perbandingan Antara Hasil Proses Slip Casting dengan Reaction Bonding, Surabaya :
Universitas Kristen Petra.
Arifin, Fatahul dan Eka
Satria Martomi. 2009. Keramik (Advance
Ceramics) Sebagai Material Alternatif di Bidang Kesehatan. Jurnal Austenit. Volume 1. Hal 11
De Garmo, Paul. E. et al. (1997). Material dan Process in Manufacturing.
New York 10002, Mac Millan Publishing
Company 866 Third Avenue, New York.2.
Fujiwara, Shinji., et al. 2007. Development of New high-Purity Alumina Vol. I, Sumitomo Kagaku
http://1karangankita.blogspot.com/2016/08/contoh-makalah-keramik.html (Diakses pada hari Jumat, 29 November
2019 Jam 20.34 WIB).
https://materialengineeringranggaagung.wordpress.com/2017/07/07/320/
(Diakses pada hari Jumat, 29 November 2019 Jam 21.16 WIB).
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/03/apa-itu-material-keramik-ceramic.html?m=1
(Diakses pada hari Sabtu, 30 November 2019 Jam 12.54 WIB).
http://engkeskingdom.blogspot.com/2014/08/proses-pembuatan-dan-bahan-baku-keramik.html
(Diakses pada hari Sabtu, 30 November 2019 Jam 20.08 WIB).
https://mazgun.wordpress.com/2008/09/26/proses-pembuatan-keramik/
(Diakses pada hari Sabtu, 30 November 2019 Jam 20.30 WIB)
Ichinose, N.1987.Introduction to Fine Cceramics: Application in Engineering.Chichester:
John Wi.
Johnson, William B. and Alan S. Nagelberg.
1995. Phase Diagram in advancem ceramics : Aplication of Phase to the
Produsction of Advance Composite, Delware
: Academic Press Inc.
Ramlan, et al. 2007. Pembuatan Keramik
Beta Alumina (Na2O-Al2O3) dengan Aditif MgO dan Karakterisiasi Sifat Fisis
serta Struktur Kristalnya, Vol 7
No. 1, Juni. Serpong: Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia Publishing.
Sari, Nasmi Herlina. 2018. Material Teknik.Yogyakarta: Deepublish.
Widi, Restu K. 2018. Pemanfaatan Material Anorganik: Pengenalan
dan Beberapa Inovasi di Bidang Penelitian. Yogyakarta: Deepublish.
Link
Video Mengenai Keramik
Comments
Post a Comment