PERSPEKTIF SEJARAH MATERIAL BAHAN
PERSPEKTIF SEJARAH MATERIAL BAHAN
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengetahuan
Bahan
Dosen : Dr. Bambang
Sukarno Putra S.TP, M.Si
Oleh : Kelompok
3
1. Safna
Marisza 1805106010023
2. Ahlillah 1805106010024
3. Akbar
Rizki Maulana 1805106010026
4. Nurmardhatillah 1805106010027
5. Cut
Ulfariati 1805106010030
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke
hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
sebuah makalah yang berjudul “Komposit” dengan tepat waktu. Alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipun penulis juga
menyadari masih banyak kekurangan di dalamnya.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak Bambang Sukarno Putra S.TP, M.Si selaku dosen
mata kuliah Pengetahuan Bahan yang telah
memberikan tugas dan membantu penulis menyelesaikan makalah ini. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas, menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca secara rinci dan mudah di pahami. Semoga makalah
ini bermanfaat dan bisa menjadi bahan evaluasi serta tolak ukur dalam
makalah-makalah lainnya. Terima Kasih.
Banda Aceh, 13 November 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3
Tujuan Pembahasan
BAB II. PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Ilmu Material
2.2 Pengertian Material
2.3
Perkembangan Logam
2.4
Klasifikasi Material Teknik
2.5
Peranan Bahan dan Teknologi Dalam Kehidupan Manusia
2.6
Perkembangan Material di Indonesia
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah
peradaban manusia dapat dibagi menjadi tiga zaman, yaitu zaman batu, zaman
perunggu dan zaman besi. Batu, perunggu dan Besi ternyata merupakan material
yang melambangkan penggunaan pupular di zaman-zaman tersebut. Bahan/materal
merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai sekarang. Kehidupan
manussia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada transportasi,
rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk. Pada zaman purbakan mulanya manusia
hanya mengenal benda-benda pembantu/peralatan yang meilupti tulang, batu, kayu
dsb, maka zaman tersebut disebut dengan zaman batu.
Pada
tahun awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa ada adanya seperti yang
tersedia di alam, misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dsb. Dengan perkembangan
perdaban manusia, bahan-bahan alam tersebut bisa diolah sehingga bisa
menghasilkan kuliatas bahan yanglebih tinggi. Tingkat perdaban manusia
mengalami perkembangan akhirnya menemukan logam-logam, contoh : Al, Cu, dan
lain-lain, maka zaman tersebut disebut zaman logam. Revolusi industri merubah
manusia untuk berpikir lebih jauh tentang macam-macam pengolahan material
khususnyadari bahan logam.
Ilmu
material atau bahan sebenarnya sangat berperan penting dalam perkembangan
peradaban kita selama ini. Transportasi, perumahan, pakaian, komunikasi,
rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam kehidupan sehari-hari
kita, tidak pernah lepas dari pemanfaatan material beserta teknologinya.
Material
– material mengkonduksi atau menginsulasi panas dan listrik, menerima
pembebanan tanpa mengalami kerusakan, menerima atau menolak gaya magnet,
mentransmisikan atau memantulkan cahaya, dan lain sebagainya, dalam aplikasi –
aplikasi yang spesifik dalam kehidupan kita saat ini. Material – material baru
dengan karakteristiknya yang lebih spesifik terus dikembangkan dalam upaya
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern yang semakin kompleks.
Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan material menjadikan manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan – perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan bahwa terdapat material – material dalam perut bumi atau dari batu meteor, yang apabila diolah akan punya sifat yang lebih baik dibandingkan material – material yang ada di permukaan.
Melalui pemikiran ini, manusia kemudian mulai menguasai teknik pembuatan berbagai peralatan barbasis logam yang kemudian memunculkan era penggunaan logam. Pada era ini terdapat tujuh jenis logam yang diyakini telah dikembangkan pada peradaban awal manusia yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah putih (tin), timah hitam (lead), dan Air raksa (mercury). Alasan mengapa tujuh logam ini dikenal oleh peradaban awal karena secara alami logam – logam tersebut terdapat dalam bentuk yang lebih “bebas” di alam atau terkandung secara dominan pada mineralnya sehingga secara sederhana mampu diolah.
Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan material menjadikan manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan – perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan bahwa terdapat material – material dalam perut bumi atau dari batu meteor, yang apabila diolah akan punya sifat yang lebih baik dibandingkan material – material yang ada di permukaan.
Melalui pemikiran ini, manusia kemudian mulai menguasai teknik pembuatan berbagai peralatan barbasis logam yang kemudian memunculkan era penggunaan logam. Pada era ini terdapat tujuh jenis logam yang diyakini telah dikembangkan pada peradaban awal manusia yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah putih (tin), timah hitam (lead), dan Air raksa (mercury). Alasan mengapa tujuh logam ini dikenal oleh peradaban awal karena secara alami logam – logam tersebut terdapat dalam bentuk yang lebih “bebas” di alam atau terkandung secara dominan pada mineralnya sehingga secara sederhana mampu diolah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Kapan
manusia mulai mengenal material ?
2. Apa
pengertian material ?
3. Apa
fungsi dari material ?
4. Kenapa
material sangat penting bagi perdaban manusia ?
1.3 Tujuan Pembahasan
- Menjelaskan
awal mula manusia mengenal material
- Menjelaskan
definisi material
- Menjeleskan
fungsi-fungsi material
- Mengetahui
peranan material bagi kehidupan manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Ilmu Material
Sejarah
menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat kita selama ini
ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan memanipulasi material.
Perkembangan peradaban kita memang terbagi berdasarkan tingkat perkembangan
teknologi material yang dikuasai oleh manusia dari zaman ke zaman. Kita
kemudian mengenal beberapa istilah, seperti zaman batu dan zaman logam. Zaman
logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam zaman perunggu dan zaman besi.
Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan mengolah material yang lebih
terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian material yang ada di
permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung, kulit hewan, tulang dan
lain sebagainya.
Emas,
diyakini sebagai logam yang paling pertama kali dikenal, banyak dimanfaatkan
sebagai bahan perhiasan. Tembaga telah dikenal pada masa sekitar 4700 SM dan
digunakan secara luas sebagai bahan persenjataan dan berbagai peralatan sehari
– hari oleh bangsa Mesopotamia, Mesir, Yunani, Bolivia, dan Romawi, serta
penduduk China dan India. Perak telah dikenal semenjak sekitar 4000 SM dan
digunakan secara luas, bersama – sama dengan emas sebagai alat tukar
perdagangan (uang koin) dunia. Timah hitam mulai digunakan sekitar tahun 3500
SM. Karena kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi menggunakan material logam
ini sebagai pelaratan makan, minum, pipa, dan akuaduk. Timah putih ditemukan
sekitar tahun 1750 SM oleh bangsa Mesir dan seringkali dipadukan dengan tembaga
untuk tujuan dekoratif dan untuk meingkatkan kekerasan dan kekuatan tembaga.
Bangsa
Skandinavia menemukan cara yang sederhana untuk mengekstraksi besi dari bijih
besi. Mereka mengetahui bahwa pada pembakaran bijih besi terbentuk endapan
lelehan besi yang ditemukan pada dasar lubang pembakaran. Penemuan material
besi inilah yang kemudian mengawali dimulainya era pengunaan material berbasis
besi secara besar – besaran pada awal tahun Masehi. Dalam waktu singkat
kemudian manusia memanfaatkan mineral yang kaya kandungan besi sebagai bahan pembuatan
peralatan – peralatan berbasis besi. Manusia juga mengetahui cara meningkatkan
kuatitas besi yang dihasilkan dengan meningkatkan temperatur pemanasan bijih
besi melalui pemanfaatan angin buatan. Dari sini muncullah ilmu metallurgi
ekstraksi konvensional, yang mendasari pemikiran lebih lanjut mengenai proses
pemisahan unsur logam dari mineralnya. Proses pereduksian bijih besi ini
diyakini ditemukan oleh peradaban Cina sekitar tahun 2000 SM.
2.2 Pengertian Material
Bahan/ Material adalah bahan-bahan yang memiliki sifat
atau ciri-ciri khas yang dapat dimanfaatkan oleh para ahli teknik dalam
memperlancar melaksanakan tugas dan rekayasa keteknikannya. Pada garis besarnya
bahan dapat diklasifiksikan sebagai berikut :
1. Bahan Logam
a. Logam Besi (Ferrous)
b.
Logam non besi
(Non Ferrous)
2. Bahan Non Logam
a. Plastik (Polimer)
b. Keramik (Ceramic)
c.
Komposit
(Composite)
Pada perkembangan teknologi dewasa ini, teknik mesin
pada umumnya lebih domonan memerlukan bahan yang terbuat dari logam dan
paduannya terutama logam ferrous yang memegang peranan sangat penting,tetapi
bahanbahan lainya juga tidak bisa diabaikan. Bahan-bahan non logam sering kali
juga digunakan karena bahan-bahan tersebut mempunyai cirri-ciri khas yang tidak
dimiliki oleh bahan logam. Juga perkembangan teknologi menuntut adanya
pengantian logam dengan bahan lain seperti plastik, yang sudah banyak digunakan
dalam kontruksi mesin, bahan dari keramik misalnya digunakan mulai dari
berbagai abrasive, pahat potong, batu tahan api,dan lainnya.
Perkembangan bahan ferrous telah memcapai kemajuan
yang sangat pesat, dengan terlihat banyaknya besi atau bajayang telah
diproduksi dan dengan kualitas yang semakin tinggi. Tetapi perkembangan
teknologi juga menuntut pula penggunaan berbagai jenis logam non ferrous
seperti tembaga, aluminium, seng nikel dan lainnya. Penggunaan bahan dalam
perkembangan teknologi maju misalnya memerlukan sifat kekuatan yng tinggi
seperti tambahan serat grafit, serat glass dan beberapa serat logam lainya.
Dengan adanya penemuan beberapa serat maka dapat mendorong timbulnya berbagai
macam bahan-bahan komposit, erupkan kombinasi dari dua atau lebih bahan-bahan
dengan sifat yang berbeda dan menghasilkan bahan yang memiliki sifat lebih baik
dari sifat bahan induknya. Komposit bisa didapat dari kombinasi dari logam
dengan keramik, logam dengan plastik, keramik dengan plastik dan lainya.
2.3 Perkembangan Logam
Jenis
logam yang unik dimana juga termasuk ke dalam kelompok logam – logam yang
dikembangkan pada awal sejarah peradaban manusia adalah Air raksa (mercury)
yang ditemukan sekitar tahun 1600 SM dimana kemudian disebut oleh manusia pada
masa itu sebagai quicksilver. Hal tersebut dikarenakan Air raksa merupakan satu
– satunya logam yang dalam keadaan kondisi ruang (atmosfer), selalu stabil
dalam bentuk cair.
Dalam
perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam – logam dalam kuantitas yang
besar semakin langka. Tembaga menjadi sulit ditemukan dalam kondisi bebas di
alam. Bijih besi yang berkadar besi tinggi semakin jarang ditemukan. Hal ini
mengakibatkan biaya pengadaan material semakin tinggi. Karena semakin
terbatasnya ketersediaan material yang ada di alam, kemudian muncul pemikiran
untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan efisien. Penggunaan bahan
secara efektif dan efisien ini menuntut adanya penguasaan pengetahuan terhadap
sifat – sifat material, kemungkinan penggunaan material – material alternatif,
dan variasi proses perlakuan terhadap material yang dapat digunakan untuk
mencapai karakteristik material yang dibutuhkan. Tuntutan yang tinggi terhadap
kreatifitas manusia kemudian meningkatkan kemampuan manusia dalam pemilihan dan
penggunaan bahan guna memproduksi produk – produk berbasis material dengan
sifat – sifat yang sesuai kebutuhan serta dengan biaya yang lebih minimal baik
dari sisi proses maupun pengadaan materialnya. Lebih jauh lagi, manusia
kemudian mengetahui bahwa kemampuan material dapat ditingkatkan sesuai dengan
yang diinginkan melalui serangakaian proses perlakuan panas, atau pemaduan
dengan material lainnya.
Lahirnya
revolusi industri berdampak pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi material
dimana juga meningkatkan pengembangan teknologi pengolahan material.
Perkembangan pengetahuan dan teknologi material ini semakin meningkat secara
drastis semenjak para ilmuwan mengetahui tentang adanya hubungan antara
struktur, komposisi dan sifat fisis material. Pengetahuan tersebut baru
diperoleh semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana kemudian memberikan
kemampuan kepada manusia terhadap cara baru, dan tingkatan yang lebih tinggi
dalam memanipulasi sifat material. Dari sini kemudian tercipta berbagai jenis
teknologi manipulasi material, yang memberikan kesempatan pada perkembangan
yang lebih jauh lagi dalam penggunaan material – material alternatif pada
aplikasi teknik, yang termasuk di dalamnya logam, keramik, plastik, dan serat.
Perkembangan
sejumlah teknologi yang membuat hidup kita semakin praktis dan nyaman akan
selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses pemanfaatan material tepat guna.
Sebuah kemajuan dalam pemahaman terhadap tipe – tipe material seringkali
merupakan suatu awalan atau pioner dalam terciptanya teknologi – teknologi
baru. Sebagai contoh, dunia otomotif tidak akan mengalami perkembangan seperti
sekarang ini tanpa adanya ketersediaan baja yang murah atau beberapa bahan
pengganti alternatif lainnya. Industri penerbangan akan mengalami kesulitan
berkembang tanpa adanya penemuan pemanfaatan material – material berbasis
alumunium yang lebih ringan. Sedangkan pada era informasi seperti sekarang ini,
peralatan komunikasi elektronik yang canggih tergantung pada komponen –
komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor. Hal inilah yang menjadikan
penguasaan ilmu dan teknologi material merupakan hal yang sangat penting dalam
upaya terus meningkatkan kualitas hidup manusia di masa depan.
2.4 Klasifikasi
Material Teknik
Secara konvensional, material dapat
dibedakan menjadi tiga jenis material yaitu, Logam, Polimer dan Keramik.
Pengelompokan dan pengklasifikasian ini didasarkan pada susunan atom dan sifat
kimiawi. selain ketiga jenis material tersebut, terdapat juga jenis material
seperti Komposit, Semikonduktor, dan Biomaterial.
1. Logam
Material logam tersusun dari atom-atom
logam yang merupakan unsur terbanyak dalam tabel periodik. Atom-atom logam
saling berikatan dalam bentuk ikatan logam, dimana elektron valensinya bebas
bergerak sehingga material ini memiliki konduktivitas listrik dan konduktivitas
termal yang cukup baik, serta tidak tembus cahaya. logam memiliki kekuatan yang
cukup tinggi, namun cukup ulet (dapat dideformasi/diubah bentuk). Contoh
material logam adalah : Besi, Baja, Aluminium, Tembaga, Emas, Perak dan lain
lain.
2. Polimer
Material yang termasuk kedalam klasifikasi
polimer yaitu karet dan plastik. Umumnya, polimer merupakan senyawa organik
dengan unsur dasar berupa karbon, oksigen, dan hidrogen. Unsur-unsur tersebut
tersusun dalam bentuk rantai sehingga memiliki ukuran molekul yang besar.
Atom-atom dalam suatu rantai polimer saling berikatan secara kovalen, sementara
ikatan antar rantai adalah ikatan van der waals. polimer umumnya ringan
(memiliki massa jenis yang rendah) dan sangat fleksibel dan mudah dibentuk.
3. Keramik
Keramik merupakan senyawa antar unsur
logam dan nonlogam, yang memiliki ikatan kovalen atau ionik. Umumnya, senyawa
material keramik berada dalam bentuk senyawa oksida, nitrida, karbida. Beberapa
material yang termasuk kedalam klasifikasi keramik yaitu gelas/kaca, semen, dan
keramik yang terbuat dari lempung. Material keramik umumnya isolator panas dan
listrik, tahan terhadap suhu tinggi, keras namun getas.
4. Komposit
Material komposit merupakan gabungan lebih
dari satu macam material. contoh yang paling umum adalah fiberglass, yang
terdiri dari serat gelas (keramik) sebagai penguat yang dipadukan dnegan
material polimer. Komposit didesain untuk memproleh efek sinergis dari
sifat-sifat material penyusunnya. Pada fiberglass, misalnya material didesain
agar memiliki kekuatan yang cukup tinggi (kontribusi dari material gelas),
tetapi dimiliki fleksibilitas yang cukup baik (kontribusi dari material
polimer).
5. Semikonduktor
Semikonduktor memiliki sifat penghantar
listrik diantara konduktor dan isolator. Selain itu, sifat penghantar
listriknya sangat sensitif terhadap kehadiran atom pengotor, walau hadir dalam
jumlah kecil sekalipun. Kehadiran atom pengotor ini harus dikontrol dalam
daerah yang sangat kecil. Material semikonduktor memberikan terobosan yang
besar pada rangkaian terintegrasi (integrated circuit/IC), yang menghadirkan
perubahan revolusioner pada berbagai perangkat elektronik dan komputer. Sebagai
contoh, saat ini ukuran dan dimensi telepon seluler semakin ramping dengan
kapabilitas yang semakin canggih.
6. Biomaterial
Biomaterial mencakup material yang
dicangkokan atau ditanamkan (implant) kedalam tubuh manusia atau hewan yang berfungsi
sebagai pengganti anggota yang rusak atau tidak berfungsi. Material ini tidak
boleh mengandung zat berbahaya dan beracun ketika bereaksi dengan tubuh manusia
dan harus kopatibel dengan jaringan sel. Dengan kata lain, reaksi biologis yang
buruk tidak boleh terjadi pada penggunaan biomaterial. Baja tahan karat yang
dilapisi dengan titanium merupkan salah satu contoh biomaterial yag
dimanfaatkan sebagai bahan pengganti tulang buatan.
2.5 Peranan Bahan dan Teknologi Dalam Kehidupan Manusia
Bahan-bahan yang terdapat
disekitar kita di alam dan bahan butan telah menjadi bagian dari kehidupan
manusia dan sering dianggap sebagai suatu hal yang wajar. Sumber daya yang
mendasar bagi kehidupan manusia seperti bahan makanan, energi, perumahan dan informasi
lainya sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Bahan-bahan yang telah
terjalin dalam kehidupan manusia, tidak saja merupakan bagaian dari kehidupan
kita namun sangat penting bagi kesejahteraan manusia, masyarakat dalam
kehidupan bernegara.
Berkembangnya ilmu dan
teknologi, di suatu pihak menuntut tersedianya berbagai bahan dengan
persyaratan-persyaratan yang semakin tinggi, di lain pihak pemakai menuntut
pula persyaratan-persyaratan prilaku dan pola kehidupan masyarakat manusia.
Antara manusia dan teknologi ada interaksi yang kuat .Manusia menciptakan
teknologi, tetapi manusia sendiri harus menyesuaikan diri dengan teknologi
hasil ciptaannya.Sementara ini persediaan bahan-bahan yang diperlukan manusia
untuk mengembangkan kehidupannya melalui teknologi hasil ciptaannya semakin
terasa keterbatasannya. Ini akan menuntut pemakai bahan menjadi lebih efektif
dan efisien. Untuk pemakaian bahan yang efektif dan efisien maka perlu dikenali
dengan baik segala macam sifat bahan, disamping itu perlu memiliki wawasan yang
lebih luas mengenai bahan yang tersedia, tidak hanya mengandalkan pemakaian
salah satu jenis bahan saja tetapi perlu juga melihat kemungkinan digunakannya
jenis bahan yang lain. Manusia dituntut tidak fanatic terhadap salah satu bahan
dan juga tidak apriori terhadap suatu bahan, bahkan juga ditunutt untuk lebih
kreatif dalam memilih dan menggunakan bahan.
Bila kita ingin memusatkan
perhatian dalam bidang ilmu bahan pada spectrum ini, maka kita harus mendalami
mengenaisifat bahan, menghasilkan teori dan pengertian mengenai hubungan antara
struktur dan komposisi, sifat dan kelakuan suatu bahan. Teknologi merupakan
bagian dari spectrum yang berkaitan dengan sintesa dan memamfaatkan pengetahuan
dasar maupun empiris untuk mengembangkan, mempersiapkan,mengubah dan
menggunakan bahan untuk tujuan tertentu.
2.6 Perkembangan Material di Indonesia
Apakah kalian pernah mendengar
tentang Logam Tanah Jarang? Logam tanah jarang adalah kumpulan 17 unsur kimia
yang terdiri dari 15 unsur lantanida serta scandium dan yttrium. Keberadaan
logam ini tak sepenuhnya sesuai namanya. Bahkan dapat dikatakan melimpah. Hanya
saja, logam ini sangat sulit untuk ditambang sebab konsentrasinya sangat kecil
dan biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa atau campuran mineral.
Logam tanah jarang adalah
primadona dalam industri material maju. Banyak kegunaan dari logam tanah jarang
yang dapat digunakan untuk kebutuhan teknologi. Sebagai contoh, Scandium dapat
digunakan dalam produk populer seperti televisi. Lain halnya dengan Yttrium yang
banyak digunakan untuk kebutuhan teknologi kedokteran seperti laser dan
obat-obatan.
Logam-logam lainnya pun menjadi
vital dalam perangkat elektronik. Hal ini semakin bertambah seiring dengan
meningkatnya permintaan selama dua puluh tahun ke belakang. Perubahan gaya
hidup menjadi digital dan serba elektronik mau tidak mau membuat permintaan
ikut naik.
PLUTHO menjadi tonggak baru
industri logam tanah jarang di Indonesia. PLUTHO adalah sebuah pilot plant
yang didirikan oleh Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir untuk meneliti dan
mengembangkan penguasaan teknologi Logam Tanah Jarang agar dapat digunakan
untuk industri maju dan strategis. Keberadaan logam tanah jarang pun
semakin diakui kegunaannya setelah Provinsi Bangka Belitung mengeluarkan
peraturan larangan ekspor logam tanah jarang. Hal ini dilakukan untuk mengolah
logam tanah jarang menjadi produk yang lebih bermanfaat.
Meski pengembangan material maju
di Indonesia belum terlalu terdengar gaungnya, namun Indonesia sudah
memulainya. Material maju ibarat harta karun yang jauh terkubur di dalam tanah.
Untuk menggapainya, kita memerlukan usaha yang maksimal, peralatan yang
mumpuni, dan regulasi yang benar. Hingga pada akhirnya, saat harta karun itu
sudah terangkat, banyak sekali manfaat yang akan kita dapat.
Bayangkan jika material maju
sudah sepenuhnya dapat kita manfaatkan, seluruh lini fokus pengembangan
teknologi industri dapat dengan baik kita jalankan. Sebab, beberapa tahun ke
depan, material maju adalah kunci bagi Indonesia untuk maju. Menurut
Dr Sungging Pintowantoro, ST, MT : "Mempelajari ilmu bahan adalah sebuah
pengalaman yang mengasyikkan. Karena, dengan menekuni bidang teknik material
dan metalurgi, kalian telah mengawinsilangkan banyak sekali cabang ilmu, mulai
fisika, kimia, biologi, dan tentu saja engineering. Dan asal tahu saja, sejak
zaman Ken Arok pun, bidang ilmu kita telah menjadi pijakan utama di dalam
pembuatan keris oleh Mpu Gandring, ilmu perlakuan panas dalam metalurgi”.
Pengembangan
program studi ilmu bahan di Indonesia telah dimulai lebih dari setengah abad
lalu. Diawali oleh Universitas Indonesia (UI) yang membuka Jurusan Metalurgi
(sekarang Departemen Teknik Metalurgi dan Material) pada 1965, lalu diikuti
oleh KBK Teknik Produksi dan Metalurgi (cikal bakal Teknik Material) yang didirikan
sejak 1970 oleh Institut Teknologi Bandung (ITB). Berikutnya
ada juga Jurusan Metalurgi yang didirikan pada 1982 oleh Sekolah Tinggi
Teknologi (sekarang Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa) dan terus
berlanjut. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga menelurkan Jurusan
Teknik Material dan Metalurgi (sekarang Departemen Teknik Material) pada 1999. Proses
tersebut tak berhenti di sana karena ternyata beberapa tahun berikutnya ITB
mendirikan lagi program studi Teknik Metalurgi.
Ada pula Universitas
Jenderal Achmad Yani dengan Jurusan Metalurgi, Institut Teknologi Sains Bandung
dengan program studi Teknik Metalurgi dan Material, Politeknik Manufaktur
Negeri Bandung dengan Jurusan Teknik Pengecoran Logam, Universitas Teknologi
Sumbawa dengan Prodi Teknik Metalurgi, serta banyak lagi program studi serupa
di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Sebelumnya, perlu kita
ketahui bersama bahwa teknik material adalah sebuah cabang ilmu tua yang
sebenarnya telah dipelajari jauh sebelum industri modern beroperasi, tepatnya
pada tahun 3.000 Sebelum Masehi, saat manusia mulai mencampurkan berbagai unsur
logam ke dalam tembaga untuk selanjutnya dilebur dan dibentuk sesuai
kegunaannya.
Selanjutnya bidang ini
dilestarikan oleh para blacksmith dan para pembuat senjata logam lewat ilmu
metalurgi tradisional yang masih hanya terfokus pada pemaduan logam dan
mekanisme perlakuan panas sederhana. Hingga pada 1760–1840 (saat revolusi
industri), banyak sekali ditemukan inovasi-inovasi di bidang logam (metalurgi) yang
memiliki manfaat lebih besar untuk kemanusiaan. Setelah momen tersebut, ilmu
dan bidang keteknikan metalurgi di berbagai perguruan tinggi internasional
mulai dikenal secara masif. Padahal, ketika kita merujuk pada definisi utuh
bidang teknik material modern, metalurgi adalah cabang ilmu sempit yang hanya
terfokus pada logam.
Adapun pembagian material
sendiri ada yang berupa logam dan non logam, yang lebih spesifik lagi ada juga
cabang sub-ilmu yang mempelajari material non logam padat (non metal element
solids/NMESs) dan non-padat (gas/cairan), serta gabungan paduan logam dan non
logam (komposit, beton, dll), juga bahan unik yang baru beberapa dekade ke
belakang dikembangkan secara masif: polimer. Ironisnya meski telah
banyak program studi yang menawarkan fokusan di bidang teknik material (dan
metalurgi), ternyata tak membuat Indonesia menjadi salah satu pioneer di bidang
tersebut. Bahkan masih saja ada yang belum mengenal apa itu teknik material
secara spesifik.
Padahal jika kita
menengok sejenak dan keluar dari zona nyaman negeri Zamrud Khatulistiwa,
perkembangan bidang material sangat amat pesat. Bahkan di Asia saja
pengembangan lanjutan dari bidang Materials Science and Engineering telah
sampai pada tahap advance nano-materials. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Realitanya, para
mahasiswa dan peneliti di bidang ini masih mengalami banyak kesulitan untuk
menjangkau area nano, terutama jika sudah masuk ke ranah pengujian dan
karakterisasi. "Di kantor saya saja
masih susah jika penelitian pengembangan materialnya harus melibatkan alat
pengujian modern dan skala nano. Alhasil, ya mentok paling pakai SEM (scanning
electron microscope) yang jangkauannya di skala mikro. Mau TEM (transmission
electron microscopy) saja susah karena preparasinya mahal dan enggak semua
lembaga punya alatnya," ujar salah satu peneliti muda di Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI).
Tentunya fakta ini harus
menjadi lecutan dan tamparan keras bagi para pemangku kebijakan serta peneliti
praktis dan akademis Indonesia. Karena, mau tak mau, kemajuan pembangunan
infrastruktur masa depan memerlukan pengembangan ilmu bahan (material) yang
signifikan. Bukan hanya ilmu sipil dan arsitektur yang menjadi pijakan
pembangunan infrastruktur karena metode pembangunan dan desain bangunan pun
memerlukan bahan yang berkualitas untuk bisa menghasilkan infrastruktur yang
tahan lama.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas,
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bersama dengan makalah “Sejarah Material”
menyimpulkan bahwa Perkembangan peradaban kita memang terbagi berdasarkan
tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh manusia dari zaman
ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti zaman batu dan zaman
logam. Bahan/ Material adalah
bahan-bahan yang memiliki sifat atau ciri-ciri khas yang dapat dimanfaatkan
oleh para ahli teknik dalam memperlancar melaksanakan tugas dan rekayasa
keteknikannya. Secara konvensional, material dapat dibedakan menjadi
tiga jenis material yaitu, Logam, Polimer dan Keramik. Untuk pemakaian bahan yang efektif dan efisien maka
perlu dikenali dengan baik segala macam sifat bahan, disamping itu perlu
memiliki wawasan yang lebih luas mengenai bahan yang tersedia, tidak hanya
mengandalkan pemakaian salah satu jenis bahan saja tetapi perlu juga melihat
kemungkinan digunakannya jenis bahan yang lain.
3.2
Saran
Demikianlah pokok bahasan
contoh makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan kami makalah ini
dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, Penulis meyandari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diahrapkan agar makalah ini
dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo. 2017. Material Teknik. CV.Seribu Bintang.
Malang, Jawa Timur
Rahmandhika Firdauzha Hary
Hernandha. Materials Science and Engineering, National Central University (NCU)
Taiwan. Sekretaris Jenderal PPI Taiwan (ppidunia.org)
Comments
Post a Comment